Salah satu keindahan Sumatera Barat yang saya rekomendasikan adalah Air Terjun Nyarai. Air terjun ini terletak di Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Pariaman. Letaknya tidak jauh dari Bandara Internasional Minangkabau, sekitar 30 menit untuk sampai ke posko kedatangan.
Pemandangannya indah berpadu dengan lubuk yang jernih berwarna kehijauan yang berada di ceruk batuan. Ceruk tersebut membentuknya menjadi kolam renang alami, yang ujungnya ditahan oleh batang pohon yang tumbang. Di sekelilingnya tampak hutan lebat nan hijau, dimana di dalamnya masih terdapat banyak satwa liar. Trekking melelahkan sejauh 5,3 km selama 2 jam hilang sudah ketika mata dimanjakan oleh keindahan Nyarai.. Rancak bana!!!

Dari atas permukaan, terlihat ikan-ikan air tawar yang berenang bergerombol di dalam air jernih berwarna kehijauan di air terjun nyarai. Beberapa ikan kecil tampak hanyut terbawa derasnya arus, namun seketika kembali berjuang menuju hulu menembus bebatuan untuk berkumpul bersama kawanannya.
Batang kayu berukuran besar yang tumbang membelah aliran sungai, yang dimanfaatkan sebagai jembatan alami dan menghubungkan jalur trekking menuju batu besar tempat para pejalan beristirahat menikmati keindahan air terjun nyarai.
Di atasnya, terjuntai akar-akar pohon beringin. Beberapa anak kecil memanfaatkannya untuk bermain ayunan layaknya Tarzan, yang apabila terjatuh langsung menuju air yang sangat sejuk. Tapi perlu berhati-hati dan harus memiliki skill berenang, karena tak jauh dari situ terdapat arus deras berbatu.

Bagi para pecinta cliff jumping, air terjun nyarai juga menawarkan media pemacu adrenalin tersebut. Terdapat jurang yang terjal dan cukup tinggi yang langsung terhubung ke lubuk. Tenang, lubuknya dalam jadi aman untuk melompat. Cuma butuh satu hal aja, keberanian!! 😀 . Tampak anak-anak kecil bergantian melompat dari puncak tebing menuju lubuk, beberapa anak perempuan memilih tebing yang lebih pendek.
Di bagian yang lebih hulu, terdapat air terjun yang jatuh dari tebing yang tinggi dan sempit. Di bawahnya, air mengalir deras dan membentuk pusaran. Daerah ini berbahaya sehingga para pelancong dilarang untuk memasuki daerah ini.
Cerita perjalanan sebelumnya: Memanjakan Mata Menjelajah Pulau Semau (klik di sini)
Fasilitas Pendukung
Lokasi air terjun nyarai jauh dari pemukiman warga. Dari posko kedatangan, kita harus berjalan kaki sejauh 5,3 km. Tapi tenang, urusan perut aman kok. Di sepanjang perjalanan ditemukan beberapa kios makanan dan minuman yang juga dijadikan sebagai sarana istirahat.
Makanan yang dijajakkan adalah makanan ringan, baik makanan kemasan maupun goreng-gorengan. Sesampainya di air terjun nyarai, juga terdapat beberapa kios makanan. Tapi jangan berharap ada nasi, mentok-mentok cuma pop mie sebagai hidangan makan siang di sini. Kalau mau makan nasi sebaiknya sudah disiapkan terlebih dahulu.
Untuk traveler muslim, tenang saja saat waktu sholat tiba karena di lokasi air terjun nyarai juga disediakan mushola. Kalau untuk toilet, naaah ini saya nggak perhatiin, jadi nggak bisa menyimpulkan apakah di sini juga disediakan toilet atau enggak. Mungkin ada yang mau menambahkan??
Aktivitas yang Dapat Dilakukan
Selain ritual foto yang udah jadi seperti “kewajiban” bagi para traveler, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan di air terjun nyarai.. Apa aja itu? yuk lanjutkan baca..
- Cliff Jumping
Tentunya hanya buat orang-orang yang punya keberanian.. Saya sendiri jujur aja gak berani. Udah sempat berdiri di puncak tebing, lalu turun lagi haha.. Maklum anaknya takut ketinggian. Saya hanya akan lompat kalau enggak ada pilihan lain, seperti saat saya harus menaklukan “kerasnya” alam Ranto Canyon, keras tapi menakjubkan..

2. Berenang
Berenang di sini juga asik, lubuk yang berada di cerukan batu membentuk kolam renang alami.. Ujungnya tertahan oleh pohon tumbang sehingga kita aman dari arus yang sangat deras di hilirnya. Lubuknya dalam, kalau gak berani berenang sebaiknya gak usah.. Batal lompat, saya hanya berani berenang-renang aja. Satu lagi, airnya suejuuuuk beneeeer..
3. Tarzan-tarzanan 😀
Pengen bergaya foto kaya Tarzan?? tenang ada akar beringin di atas jembatan pohon tumbang. Tapi lokasinya deket banget sama aliran air yang deras.. Kalau gak pintar berenang mending jangan. Safety first bro!!

4. Camping
Ada sedikit area untuk camping di sini. Beberapa teman saya pun memutuskan untuk camping di sini. Kalau mau diriin tenda harus dateng lebih awal cuy.

Lahannya terbatas, bisa-bisa kamu gak kebagian tempat kalau datangnya siangan.. Tapi kata guidenya, bisa juga kita tidur di mushola..
5. Mancing
Yang hobi mancing, main-mainlah kesini.. Ikannya banyaaaak, dan untuk ukuran ikan air tawar, ukurannya lumayan gede-gede lho.. sambil camping terus mancing terus bakar ikan, sedaaaaap!!
6. Hunting Foto
Berfoto di tempat wisata adalah hal mandatory di jaman kekinian sekarang ini. Begitu juga di air terjun nyarai yang cantik.
Tapi, kalau kamu ingin mendapatkan hasil foto yang aduhai dan mandatory, kamu harus cari waktu yang tepat. Di siang hari bukanlah waktu yang bagus karena banyak pengunjung yang datang. Paling bagus adalah pagi hari atau sore saat sepi sudah menyapa. Syaratnya, kamu harus camping di sini.
7. Santai
Ini adalah hal terbaik yang bisa kamu lakukan. Gak usah ngapa-ngapain. Cukup duduk manis sambil memandang indahnya air terjun nyarai di depan mata. Perfecto!!
Cerita Detil Perjalanan
Teman-teman sekelas Ayu di Unand berencana untuk melakukan perjalanan terakhir sebelum menyambut bulan suci ramadhan, saya pun menyambut dengan antusias. Waah, asik nih trekking lagi. Sebelumnya saya udah liat foto-foto keindahan air terjun nyarai di Instagram, dan saya akan menyesal kalau enggak mendatangi langsung.
Hari Sabtu tanggal 4 Juni 2016, berangkatlah saya dan Ayu beserta gerombolan anak-anak Unand Star BPKP batch 4 dari Limau Manis, Padang menggunakan sepeda motor.

Diantara kami belum ada satu pun yang pernah menjejakkan kaki di air terjun nyarai. Untungnya setelah memasuki Kabupaten Padang Pariaman, terdapat petunjuk menuju lokasi Nyarai. Dari jalan utama Padang-Bukittingi, kami berbelok ke kanan menuju jalan yang lebih kecil. Petunjuk jalan selalu membantu kami untuk semakin mendekati Nyarai.
Semakin jauh dari jalan besar, perjalanan diselingi oleh kawasan perumahan dan persawahan. Sesampainya di tepi sungai, jalanan aspal terkikis sehingga menyisakan jalan setapak untuk kemudian kembali ke jalan aspal. Nah, kalau pakai mobil gak bakal bisa lewat sini. Katanya sih ada jalur lain untuk mobil, cuma saya gak tahu.. Hanya beberapa ratus meter dari jalan yang terkikis tersebut, kita sampai di gerbang kedatangan Nyarai, kemudian akan ada pemandu yang mengantarkan kita ke posko air terjun nyarai.
Di Posko ini kita harus memarkirkan kendaraan dan melanjutkannya dengan berjalan kaki. Eittss,, beresin administrasi dulu bro sebelumnya. Tiap orang dikenakan biaya Rp20.000,00 saja. Tapi kalau kamu orang pengen camping, biaya administrasinya naik jadi Rp40.000,00.
Setelah membayar administrasi, rombongan kami ditemani 2 orang pemandu. 1 untuk yang hanya melakukan one day trip, dan 1 lagi untuk yang akan bermalam di air terjun nyarai.
Sebelum melakukan trekking, pemandu/guide akan menjelaskan detail perjalanan dan menyampaikan apa saja yang dilarang. Gak boleh mabok, gak boleh mesum, gak boleh bawa narkoba, gak boleh melewati wilayah yang dilarang, dll. Lalu bapak pemandu mengajak kami berdoa terlebih dahulu. Oya, di posko juga ada warung makanan dan kios cendera mata.

Perjalanan dimulai, kami melewati area dengan tanaman sawit yang tidak begitu banyak. Beberapa kerbau tampak bergerombol mencari makan. Di sebelah kiri tampak perbukitan yang menjadi batas menuju hutan lindung.
Lalu perjalanan dilanjutkan dengan menyisir tepian sungai, kita akan menjumpai beberapa lubuk yang indah di sini. Airnya yang jernih seperti melambai-lambai menggoda untuk dijamah, “aaah tahan dulu, di ujung sana lubuknya lebih cantik”.. Ikan-ikan juga dengan mudah terlihat. Beberapa pemuda lokal tampak meninggalkan lubuk membawa beberapa ekor ikan hasil memancing.

Perjalanan masih di tepi sungai, namun berada lebih tinggi di area perbukitan. Beberapa kali kami melewati tanjakan, genangan air, tangga, jembatan kayu, cerukan bukit, dan berjumpa dengan bangkai musang yang malang. Sebaiknya pakai sandal gunung atau sepatu trekking, apalagi saat musim hujan. Beberapa teman yang memakai sandal ataupun sepatu biasa sempat tergelincir.
Jalanan menuju ke air terjun nyarai tidak terlalu terjal. Namun jarak yang jauh membuat kami harus beristirahat beberapa kali, terlebih ada 3 orang cewe di rombongan yang gak terbiasa trekking. Di sepanjang jalan juga terdapat beberapa kios yang menjajakkan makanan dan minuman sehingga kita tidak akan kehabisan logistik.

Lokasi air terjun nyarai hanya tinggal 500 meter lagi, tapi kami harus melintasi aliran sungai yang deras. Selain deras, beberapa bagian kedalamannya lumayan, kira-kira sepaha saya. Jadi kita harus pintar-pintar memilih bagian yang dangkal dan tidak terlalu deras untuk sampai ke seberang.
Kami pun semakin semangat karena tinggal sedikiiiit lagi untuk sampai ke air terjun nyarai. Kami kembali mendaki bukit, lewati lembah, menuruni tangga kayu, melintasi sungai kecil, melewati pohon-pohon yang tumbang. Dan akhirnyaaaaa setelah melewati perjalanan sejauh 5,3 km dan ditempuh selama 2 jam lebih dikit, terpampanglah air terjun nyarai yang indah. whoaaaa breathtaking!!

Rintangan terakhir yang harus dihadapi adalah berjalan di atas pohon tumbang dan dilanjutkan memanjat batuan besar untuk sampai di tempat peristirahatan. Saat menyebrang di pohon tumbang ini, kita dapat melihat dengan jelas ikan-ikan di lubuk berenang kesana-kemari. Tentu ini sangat menyenangkan buat saya yang seorang pecinta hal-hal berbau sungai dan biota di dalamnya.
Salah satu ikan yang populer di sini adalah ikan panjang yang ukurannya besar, tapi sayang saya nggak sempat melihat. Katanya, ikan panjang tinggal di dasar sungai. Oya, hati-hati saat melewati pohon tumbang dan batu besar, karena tak jauh dari situ terdapat arus yang sangat deras dan berbatu.
Tips Saat Berkunjung ke Nyarai
- Untuk meringankan barang bawaan, gak usah bawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Di sepanjang jalan banyak kios makanan. Selain meringankan beban bawaan, juga membantu perekonomian masyarakat sekitar air terjun nyarai.
- Jangan buang sampah sembarangan!! Di sepanjang jalan menuju air terjunnyarai banyak disediakan tempat sampah. Jadilah traveler yang baik..
- Bergandenganlah saat menyebrang sungai untuk menghindari tergelincir ataupun hanyut terutama untuk anak-anak kecil dan para wanita.
- Air terjun nyarai selalu rame. Kalau kamu pengen menikmati nyarai saat masih sepi, lebih baik bawa tenda dan menginap.. Tenang ada guide juga kok yang nemenin semalaman. Pagi hari saat orang-orang belum berkunjung, kamu bakal dapat foto-foto terbaik Nyarai karena sepi.
- Pakai sandal gunung ataupun sepatu trekking biar lebih nyaman karena beberapa jalan dan batuan licin, begitu juga saat menyebrang sungai.
- Menuju posko sebaiknya pakai motor, pakai mobil ntar gak bisa lewatin jalan yang terkikis sungai. Walaupun lokasinya udah mayan deket ke posko..
—–
Berkunjung 2016
Traveler Paruh Waktu
Keren kayak di leuwi hejo sentul
wah saya mah blm pernah euy ke leuwi hejo..
Enaknya kalau di tempat wisata di sana fasilitas lumayan ya kayak guide atau tempat makan.. duh kalau di ntt pasti suseh tuh kalo gak bawa bekal dari rumah.. Sumbar bikin ngiler
fasilitas disini jg gak ke semua tempat2 kerennya kok mas,, banyak yg masih “liar” juga.. kalaupun ada fasilitas kelasnya masih untuk kelas lokal mentok2 wisatawan lokal. yg agak mendukung turis mancanegara paling mentawai doang mas.. Kalau dibanding Flores masih lbh serius flores dalam menggarap sektor pariwisatanya..
Oh gitu ya, kirain disana udah siap pengelolaan pariwisatanya..
kmrin bpkp sumbar ada penugasan terkait evaluasi pariwisata di sumbar,, wawancara ke bule2, mereka mengeluhkan makanan di hotel2nya, jarang ada menu western.. terus banyak jg tempat2 keren yg mereka gak tau..
Mantap jalan kaki 5,3 km nembus hutan! Mirip-mirip perjalanan ke air terjun 2 warna di Sibolangit, Sumut. Emang bener sih harus pakai pemandu, supaya lebih aman. Warga ya berani ya buka warung di tengah hutan, wkekekeke.
Klo dari foto-fotonya, air terjunnya kurang syip buat difoto ya? Lebih cocoknya emang buat lokasi main air atau camping.
ditempuh 2 jam karena cewe2 banyak yg kecapekan ahaha.. kalau cowo semua mungkin 1.5 jam udah sampai.. Itu rame terus kok katanya, jadi warga ya berani2 buka warung di sepanjang jalan..
emang sih kalau air terjunnya biasa aja,, yg menarik lubuknya itu, dan batu2 besar buat loncat
Edit