Ini kali kelima saya ditugaskan oleh kantor ke Kabupaten Alor, sebuah kabupaten di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan ibukota bernama Kalabahi. Entah kenapa, saya selalu menyambut dengan antusias setiap kali ditugaskan ke kabupaten ini. Mungkin ini tak lepas dari keunikan Alor sendiri, perpaduan keindahan alam dan detak waktu yang seolah berjalan dengan lebih santai di pulau penghasil buah kenari ini, membuat hari-hari dilalui dengan lebih menyenangkan dan tanpa beban. Dan tentunya, tiap datang ke Alor, saya tak pernah melewatkan serunya bersantai di Pulau Kepa.
Cantiknya Alam Alor
Indahnya panorama Alor langsung dapat disaksikan sesaat sebelum pesawat mendarat di Bandara Mali, bandara kebanggaan Alor. Bandara ini terletak di tepi pantai yang keindahannya masih sangat terjaga.
Terdapat sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh barisan pohon mangrove, Pulau Sika namanya. Saat air surut, kita bisa ke pulau cantik ini hanya dengan berjalan kaki dari bandara. Pasirnya putih dengan air laut yang biru, jernih, dan bersih.
Dalam perjalanan menuju Kota Kalabahi (ibukota kabupaten Alor), kita juga akan disambut oleh sebuah pantai dengan beberapa gradasi warna cantik dan dibatasi oleh pasir putih. Di tepiannya, banyak penjual ikan bakar segar. Pantai Mali namanya, tak jauh dari bandara.
Kalabahi, Kota Kenari Yang Tenang
Sekitar setengah jam kemudian, sampailah di Kota Kalabahi yang tenang. Tak ada kemacetan di sini, lalu lalang kendaraan masih terlihat jarang. Kehidupan kota berjalan dengan santai setiap harinya.
Udara masih segar dengan hanya sedikit kadar polusi. Alun-alun kota pun selalu ramai dipenuhi oleh masyarakat yang berolahraga di tiap sorenya Ah, sungguh menyenangkan.
Lagi-lagi ke Pulau Kepa
Setiap bertandang ke Alor, tak lengkap rasanya bila tak sekalian menyambangi Pulau Kepa, sebuah pulau kecil dengan kecantikan yang masih terjaga yang berada di seberang desa Alor Kecil. Jaraknya nggak begitu jauh, dapat ditempuh selama 30 menit dari Kota Kalabahi.
Perjalanan menuju Alor Kecil akan ditemani oleh pemandangan pantai yang gradasi warna lautnya mampu menyihir setiap wisatawan. Sedangkan di seberang lautan, terlihat sisi lain Pulau Alor. Seolah-olah pulau yang berbeda, yang terpisahkan oleh sebuah selat dari daratan utama, namun sesungguhnya daratan di seberang tersebut juga merupakan bagian dari Pulau Alor.
Setibanya di Alor Kecil, terdapat 2 cara menyeberang menuju Pulau Kepa.
Pertama dengan menggunakan kapal motor yang dapat disewa di dermaga. Kedua menggunakan perahu dayung tak jauh dari dermaga, yang ditawarkan anak-anak kecil.
Cara kedua membutuhkan waktu yang lebih lama dengan harga yang lebih terjangkau, tetapi keseruan yang didapatkan jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan menaiki kapal motor.

Saya lebih menyukai cara kedua, menyeberang menggunakan jasa perahu dayung milik anak-anak Alor Kecil. Beberapa kali saya menggunakan jasa mereka sebelumnya. Namun karena kali ini berempat, bareng Pak Zen, Pak Dibyo, dan Uda Angga, maka kami pilih cara yang lebih aman dengan menggunakan kapal motor.
Walaupun kami berempat sekantor, sesungguhnya kami ke sini dalam rangka penugasan yang berbeda. Saya ditugaskan dengan Pak Zen, sedangkan Uda Angga dengan Pak Dibyo.
Cantiknya Si Kecil Kepa
Kaki ini kembali meninggalkan jejak di atas pasir Pulau Kepa di sore hari itu. Di musim kemarau ini, terlihat rumput-rumput di pantai telah mengering, memunculkan warna cokelat keemasan. Air laut yang tenang dan berwarna biru dengan ilusi kristal tak mau ketinggalan menyambut kedatangan kami.

Rerumputan kering ini terlihat begitu unik. Diantara rerumputan coklatnya, beberapa bunga liar tumbuh diantaranya. Sedangkan pulau alor yang juga tandus terlihat di kejauhan, menjadikan spot di sini fotogenik dan instagram-able. Kami tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengambil foto.

Pulau kecil ini dihuni oleh hanya beberapa keluarga saja, termasuk sepasang WNA berkebangsaan Perancis dengan 2 putrinya yang lucu. Sepasang WNA ini lah yang menjalankan bisnis cottage dan dive operator di pulau ini, yang mereka beri nama La Petite Kepa (bahasa Perancis yang artinya Si Kecil Kepa).

Kami hanya lewat di cottage ini, sedangkan penginapan kami berada di Kota Kalabahi. Kami susuri terus pantainya. Setelah melewati semak dan pepohonan juga pantai pasir putihnya, sampailah kami di salah satu spot favorit di pulau yang imut ini.

Terdapat bebatuan karang yang menjorok ke lautan. Kami memilih tempat ini untuk duduk-duduk santai sambil menunggu mentari pulang ke peraduannya.

Air laut yang biru dan jernih terlihat sangat menggoda dan seolah-oleh merayu kami untuk menceburkan diri ke dalamnya. Apalagi kehidupan bawah laut di Alor, khususnya di selat pantar ini keindahannya sudah tersohor seantero dunia.
Tak harus diving, dengan snorkeling pun, keanekaragaman hayati yang mendiami lautnya begitu cantik. Mulai dari terumbu karangnya yang banyak warna dan bervariasi bentuknya, sampai jenis-jenis ikannya yang juga beragam. Tentu hal itu membuat mupeng para pecinta laut manapun. Tetapi sadar kami tidak membawa pakaian ganti, kami pun sekuat tenaga menahan keinginan untuk mandi di laut.

Kedatangan kali ini memang bukan untuk main air. Kami hanya ingin menikmati suasasna pantai yang tenang, dengan pemandangan cantik yang mampu menyegarkan mata, dan angin semilir yang sejuk diantara sinar mentari, sehingga mengurangi rasa panas sengatan matahari.
Kami kembali duduk tenang sambil menikmati cemilan yang kami bawa dari seberang. Tenang saja, sampahnya kami bawa pulang. Kami tak ingin menodai keperawanan pulau kecil yang cantik ini. Biarlah keindahannya tetap abadi, salah satu caranya dengan tidak mengotorinya dengan sampah.

Di tempat seindah ini, kami pun bercerita tentang banyak hal. 2 pria berumur denan 2 pria muda yang (saat itu) masih lajang, bercerita tentang hal-hal lucu yang kadang-kadang nyerempet ke bahasan 18+ sambil cekikikan.. Saya dan Angga sih (pura-pura) gak ngerti, kan masih lajang,, ketawa ketiwi kecil aja ikut alur, hahahaha..
Keasikan mengobrol, tak terasa perlahan mentari turun menuju ufuk cakrawala. Warna langit mulai berubah dari yang tadinya biru cerah menjadi kejingga-jinggaan. Terlihat cantik. Beberapa jepretan berhasil diabadikan untuk mengabadikan momen ini. Sehingga kalau suatu saat rindu suasana menyenangkan di pulau ini, tinggal membuka album foto kenangan.

Tak lama kemudian, mentari pun hilang ditelah ujung bumi. Kami bergegas kembali menyeberang ke Alor Kecil dan kembali menuju Kota Kalabahi.

Jalan-jalan ke Pulau Kepa kali ini memang singkat, namun suasana yang berbeda menjadikan sebuah cerita tersendiri. Alor dan Pulau Kepa memang tak pernah membosankan untuk dikunjungi.
———–
Berkunjung 2013
Baca juga petualangan saya di Alor sebelumnya:
– 1st Time to La Petite Kepa, Alor —> keseruan menyeberang menggunakan perahu dayung (kayak) sampai dengan snorkeling dan mainan pasir bersama anak-anak Alor.
– Get Lost di “Kepala Burung” Pulau Alor —> keseruan perjalanan nekat menjelajahi pedalaman Pulau Alor seorang diri, sekaligus menikmati keindahan pulau kepa.
Rerumputan kering di Pulau Kepa itu, masya Allah indah banget..Duh belum pernah ke Alor, melihat foto-foto di sini jadi pengen banget 🙂
hihi,, semoga suatu saat bisa ke alor yaa..
Ya ampun ini travel lama banget masih inget bangganya pakde Dibyo pamer foto duduk di rerumputan itu hahahaha……..
hahaha salah satu foto kebanggaan Pak Dibyo kali ya :V
Baca dan lihat-lihat fotonya kok aku jadi kangen naek perahu lagi ya..hehe
Pemandangannya indah dan membuatku nyaman, nggak kebayang kalau kesitu langsung, pasti betah dah..
Naik perahu dayungnya itu lho yang seru banget ahaha
Kalau jalan-jalan itu ajak-ajak dooongg… Ntah kapan ya bisa kesini.
Kuy lah pulau2 sekitar padang
Rerumputan kering coklat di kepa sekarang lagi musim dibuat spot foto prewedding,aah aku selalu suka sunset dari timur Indonesia menawan sekali =_=
iya,, di sana udaranya masih bersih jadi sunsetnya selalu menawan…
Ini pulau masih jarang dikunjungi para wisatawan, mengingat jarak Alor yang lumayan jauh.
Dan ternyata pulaunya khas NTT banget, ada rerumputan berwarna kecoklatan. 🙂
iyaa,, padahal alor kece bgt lho,,, apalagi buat para diver, uuh surga..
Mantep sekali traveler paruh waktu disela sela tugas menyempatkan diri untuk berbagi info menarik tentang suatu daerah yang dikunjungi salah satunya Alor dan Pulau Kepa
hihi iya mbak.. karena hidup gak usah terlalu dibawa serius.. ada sedikit waktu senggang kala tugas, manfaatkan!!
Mantap bang…sungguh cantik sekali alam alor, wisata baharinya patut dijaga keasriannya. Salam dari Ujung Kalimantan Selatan….
salam juga bro Anton .. wah tanah kalimantan aku belum pernah menjejakkan kaki disana..
Kalo melihat gini, aku berharaaaap jago berenang :p. Airnya sumpah bening gitu bikin pengen nyebur mas :D. Tapi selain ga bisa berenang, ada lagi sih yang aku kuatirin kalo ke tempat2 berpantai ato pulau gini.. Bisa ga kulit jangan jd gosong sepulang dr sana huehehehehe..
rugi bgt lho kalau ga bisa renang,, ayo belajar mulai dari sekarang, masih ada waktu.. kulit gosong ntar bisa dicerahin lagi kok hihi
Kayaknya bakalan seru banget ya naik perahu dayung 🙂
emang seru bgt kok