Salah satu cara Tuhan untuk membuat makhluk-Nya selalu bersyukur adalah dengan menciptakan sebuah tempat yang indah. Tempat yang bisa membuat decak kagum setiap yang melihat. Tempat yang membuat kita seringkali termenung dan berucap “Terimakasih Tuhan, atas alam yang luar biasa indah ini”. Dan salah satu mahakarya Tuhan yang paling indah, Tuhan ciptakan di tanah jawa, tanah sejuta kisah dan sejarah. Tempat indah itu, apalagi kalau bukan Bromo?? Adakah tempat yang lebih indah dari Wisata Bromo di tanah Jawa??
Beruntung, kaki ini pernah meninggalkan jejak di pasir berbisik, mata ini pernah menangkap indahnya kaldera, kulit ini pernah merasakan dinginnya penanjakan, paru-paru ini pernah terisi oleh sejuknya udara di bukit teletubbies, dan keringat pernah mengucur dari sela pori-pori saat menuju kawah bromo..
Bromo begitu indah, siapa yang berani menampikannya??
Matahari mulai turun ke ufuk barat saat bus yang saya dan Ayu tumpangi dari Surabaya berhenti di terminal Probolinggo. Teman dekat saya, Andri, telah menanti bersama istrinya, Evelyn. “Selamat datang di Probolinggo, Ra” ucap Andri sambil kami berjabat tangan. Rasanya telah lama sekali kami tak bersua..
Saya dan Andri merupakan rekan kerja 1 bidang, kawan 1 kos, dan travelmate selama 2 tahun ketika tinggal di Kupang, NTT. Lalu terpisah karena saya kembali ke Jakarta dan dia ke Solo, melanjutkan pendidikan mengejar masa depan yang lebih cerah.
Kami akan berangkat untuk menjelajah Wisata Bromo esok hari. Sementara malam ini, biarlah kami tinggalkan lelah di rumah Andri. Kedua orang tua Andri menyambut kami dengan hangat. Kami berbincang-bincang santai malam itu, bercerita tentang banyak hal.
Pagi itu, mas yang-namanya-saya-lupa datang membawa mobil Suzuki APV. Mas guide ini asli dari kawasan bromo tengger, dan akan menemani perjalanan kami ke Bromo.
Cerita Perjalanan Sebelumnya: Menelusuri Jejak Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu
Suku Tengger adalah satu-satunya penduduk pulau Jawa yang masih memegang teguh agama Hindu di saat daerah lainnya telah terpengaruh Islam. Mereka adalah keturunan penduduk majapahit yang mengasingkan diri ketika Islam mulai berkembang di Jawa. Proses yang panjang dilalui oleh leluhur mereka sampai akhirnya memilih kawasan bromo tengger semeru sebagai tempat mereka melanjutkan kehidupan secara turun temurun.
Perjalanan selama kurang lebih 2,5 jam telah kami lalui. Kami tiba di sebuah homestay tak jauh dari dari lokasi gunung bromo. Homestay ini berisi 2 buah kamar dengan dapur, kamar mandi, dan ruang tengah. Kalau gak salah sih biaya sewanya 500k/malam. Untuk 1 homestay yah, bukan per orang atau per kamar.
Dengan ketinggian 2.329 meter, kawasan wisata bromo terasa sangat dingin. Terlebih buat saya yang berbadan tipis. So, wajib hukumnya ke bromo itu bawa jaket, kupluk, syal, dan sarung tangan. Brrrrr..
Spot-spot keren Wisata Bromo
Lalu kalau mau wisata Bromo, kemana aja ya?? Berikut 7 spot keren di kawasan gunung bromo yang kami kunjungi saat itu:
Kaldera
Selepas menurunkan seluruh barang bawaan di homestay, kami menuju area kaldera sebagai wisata bromo pertama kami. Bukan lagi APV yang kami naiki, tapi kendaraan jenis SUV. Orang-orang memanggilnya Jeep, padahal mah Toyota Land Cruiser.. Yaa, begitu kuatnya image Jeep, seperti halnya indomie, honda, aqua, dan sebagainya.
Ketiadaan jalan aspal di kaldera menuntut kendaraan khusus untuk jalur offroad seperti mobil bergardan ganda / 4wd. Kalau pakai APV bisa-bisa selip di lautan pasir.
Wooow!! Perasaan kagum dan takjub langsung terpatri di otak saat memandang indahnya kaldera dengan 2 puncak gunung di tengahnya, yakni gunung bromo dan gunung batok. Di kejauhan, tampak gunung semeru sebagai latar belakang yang menjulang tinggi mencakar angkasa.
Di sekeliling gunung bromo, tebing-tebing terjal nan gagah menjadi pagar. Sedangkan lautan pasir dan sabana tampak seperti sebuah kanal, seperti sebuah danau tak berair. Konon, ribuan tahun lalu. Area ini memang sebuah danau namun perlahan mengering.
Sebuah momen surreal terjadi di sini. Otak saya menjadi bias.. Ini beneran lansekap nyata atau semacam lukisan ya??? Trully amazed of what’s in front of me..
“Besok kita lihat yang lebih indah mas, pas sunrise dan setelahnya, semoga aja langit cerah”, ucap mas guide.. Yaa memang cukup meragukan, siang itu pun langit tak cerah, awan tebal menutupinya. Pun begitu lukisan alam bromo masih terlihat menakjubkan.
Pasir Berbisik
Kami menuruni tebing menuju lembah, tempat dimana lautan pasir berada. Padang pasir ini populer dengan nama Pasir Berbisik. Kenapa sih dinamakan demikian? Ternyata nama populer tersebut datang dari sebuah film berjudul “Pasir Berbisik” yang memang settingnya di kawasan wisata bromo ini.
Pasir berbisik merupakan salah satu spot foto populer, baik sekadar foto selfie biasa maupun foto yang diambil oleh profesional, bahkan sebagai lokasi film atau video klip musik.
Angin yang bertiup kencang seringkali membawa serpihan pasir ke baju dan mata. So, hati-hati kelilipan ya guys..
Sabana
Kami melanjutkan perjalanan ke area sabana / padang rumput. Di satu titik lautan pasir, tercium bau kurang sedang. “Wah, siapa yang kentut nih?”. Ternyata, bau tersebut berasal dari luar mobil. Bau menyengat tersebut adalah bau belerang.. “Wooo, kirain ada yang buang gas :V”
Sabana seperti menjadi pembatas antara lautan pasir yang tandus dengan bukit hijau di sekelilingnya. Terdapat beberapa motor trail yang sedang menikmati menantangnya jalur offroad sekitar wisata bromo. Sedangkan di sisi lain, pagar tebing berdiri gagah memanjang.
Mobil kami diparkir di sini, lalu kami berjalan kaki menuju bukit teletubbies.
Bukit Teletubbies
Kaki kami melangkah menyusuri jalan setapak, mendaki menuju sebuah bukit kecil. Bukit-bukit kecil ini berundak-undak, dengan semak belukar hijau menutupi tanahnya. Kalau kalian anak era 90-an, pasti kalian akan familiar dengan pemandangan seperti ini. Yap,,, lansekapnya mirip dengan bukit hijau di film anak teletubbies.
Begitu populernya teletubbies, sampai-sampai setiap bukit hijau berundak di Indonesia dijuluki bukit teletubbies, begitu pula dengan bukit di kaldera bromo ini.
Foto di sudut manapun di bukit ini enggak mengecewakan. Instagramable deh pokoknya..
Bukit teletubbies menjadi spot terakhir wisata bromo yang kami kunjungi hari itu. Sebelum kembali ke homestay, kami mampir sebentar ke salah satu toko apparel / oleh-oleh tak jauh dari pintu gerbang kawasan taman nasional bromo tengger semeru.
Penanjakan
Pukul 3, alarm handphone berbunyi.
Saya yang biasanya susah bangun, kali ini segera bergegas membasuh muka ke kamar mandi..
Men,, ini salah satu tempat terbaik nikmatin sunrise, masa saya lebih mentingin tidur sih? 😀
Ternyata, banyak sekali wisatawan yang pagi itu berburu sunrise di penanjakan. Beberapa mobil 4wd terlihat berpacu dengan tanjakan-tanjakan ekstrim menuju penanjakan. Kemacetan ringan pun terjadi.
Oh jadi ini alasan kenapa jam 3 udah harus berangkat, padahal sunrise masih 1,5 – 2 jam lagi.. Jalanan bakal penuh banget sama kendaraan.. Kesiangan dikit, mentari udah terbang semakin tinggi.
Tempat parkir pun telah dipenuhi motor dan mobil sehingga cukup sulit mencari tempat kosong. Begitu turun dari mobil, beberapa penjual jasa sewa jaket menghampiri.Warung-warung berjejer dan beberapa pedagang asongan berjalan kesana kemari, menjual berbagai macam dagangan dan jasa.
Termasuk yang dijual adalah bunga edelweis. Lho? Bukannya “haram” hukumnya memetik bunga edelweis?? Apalagi ini untuk diperjual belikan?? Nah,, katanya sih bunga yang dijual itu sebenernya bukan edelweis, tapi cuma mirip doang.. Yaaa walau kadang ada juga yang nakal jual bunga abadi yang asli.
Dini hari terasa dingin menusuk tulang. Saya yang hanya memakai sweater tipis mengaku menyerah oleh dinginnya penanjakan. Saya pun menyewa 1 jaket untuk melalui pagi itu.
Dari area parkir kita harus menaiki anak tangga sampai ke pos pemantauan sunrise. Whoaa ternyata di pos tersebut udah rame banget manusia. Kita harus pinter-pinter nyari tempat buat dapetin view sunrise terbaik.
Tapi sayang sekali, pagi itu awan terlalu posesif. Tak dibiarkannya kami menikmati sunrise indah. Area kaldera terlihat memutih. Kabut sangat tebal. Poor me,, saya gagal mendapatkan momen yang berpotensi jadi sunrise terindah dalam hidup saya,, hiks…
Beberapa pengunjung lain pun tampak sedih. Tapi ya mau gimana lagi?? Memangnya ada yang bisa melawan kehendak alam?
Saya masih tetap di sini, menunggu satu momen yang lebih indah dari sunrise itu sendiri.. Foto-foto bromo yang bertebaran di google, sebagian besar diambil dari area ini. Penanjakan ini adalah salah satu spot terpopuler wisata bromo.
Udah nunggu sekitar sejam, tapi tetep aja apes.. Kabut putih tebal masih terlalu posesif dan menutupi area kaldera.. Huff.. Mungkin bromo gak rela kalau saya hanya datang sekali saja. Jadi harus datang lagi suatu saat.. Baiklah..
Kawah Bromo
Saya gak bisa lagi menunggu terlalu lama di penanjakan. Trip yang cuma 2 hari 1 malam membuat kami berkejaran dengan waktu untuk menikmati wisata bromo. Kami turun, kembali ke homestay.
Setelah sarapan dan mandi, kami bergegas kembali ke kaldera. Kawah bromo tujuan kami kali ini.
Perjalanan kembali melewati lautan pasir. Kabut putih tampak semakin menipis. “Ah, view dari penanjakan pasti udah mulai keren banget nih, hiks”.
Mobil berhenti di parkiran, dan kami harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Ayu dan Evelyn yang tak yakin dengan kemampuan mereka, memilih menggunakan jasa naik kuda. Saya dan Andri mah setrong, jadi tetep jalan kaki dong sampai ke puncak. 😀
Kami berjalan kaki melewati bukit gundul, lalu dilanjutkan dengan menaiki ratusan anak tangga. Wisatawan pun telah ramai memadati tempat ini. Semakin mendekati puncak, semakin tercium bau belerang yang menyengat.
Pemandangan sekeliling kawah bromo terlihat sangat indah. Gunung batok di sebelahnya terlihat cantik digunakan sebagai background foto.
Gunung Batok
Tujuan terakhir kami adalah gunung yang mendampingi mistisnya gunung bromo, yakni gunung batok. Awalnya saya kira inilah gunung bromo, soalnya terlihat lebih cantik. Ternyata ini adalah gunung batok.
Saat itu tepat tanggal 12 Januari 2015, ulang tahun ayu ke 24, dan saya bikin surprise kecil-kecilan.
Thanks Andri dan Evelyn yang udah mau direpotin nyiapin kue ultah dan spanduk buat kasih surprise ultah Ayu di tempat sekece ini..
Kami menuju satu titik yang sepi di gunung batok. Nampaknya ini bukan lokasi yang dicari wisatawan, karena saat itu hanya ada rombongan kami saja.
Padahal tempat ini keren lho.. Sayang kalau ke Bromo tapi gak foto-foto di sini.
Cuman, kita harus berhati-hati kalau mendatangi spot ini, karena banyak ulat yang berserakan di tanahnya.
Spot ini merupakan penutup perjalanan saya ke bromo untuk yang pertama kalinya. Perjalanan kali ini menyisakan cerita indah, walau tak komplit. Semoga ada kesempatan ke sini lagi, dan dapat menikmati sunrise dan indahnya kaldera bromo dari penanjakan.. Sekaligus ke air terjun madakaripura, tempat peristirahatan terakhir mahapatih gajah mada.
*sebagian foto diambil dari kamera saya dan sebagian lagi dari kamera Andri.
Berkunjung Januari 2015
Memang Mas Bara. Inilah tempat terindah di tanah jawa.
Saya belum pernah ke situ. menyedihkan..huhu..
udah melanglang buana kemana2 tapi ke bromonya belum nih masbro.. ayo segera ke bromo
Bromo selalu jadi destinasi favorite yang entah kapan bisa ku kunjungi,
sampai sekarang masih tersimpan rapi di wishlist traveling ku haha.
Eh itu aku fikir bukan di Bromo loh, soalnya spot yang bang Bara datengin serasa anti mainstream gitu, ga kaya foto-foto orang kebanyakan 🙂
ayo datangi bromo kang ..
kawasan bromo tu luaaas bgt.. pasti banyak spot lain yg kece,, cuman wisatawan biasanya udh terpaku sm spot yg itu2 aja sih,, guidenya jg biasanya bawa ke spot yg itu2 aja..
Bromo masih dalam dream list travel saya nih.. padahal saya pernah ke Semeru.
hahahaha
Dari semeru keliatan juga kan bromonya? ahaha.
Bromo!
Hanya satu jam setengah dari tempat saya. Tapi baru dua kali kesini. Bromo tuh, apalagi daerah bukit Teletubbiesnya bisa bnget jadi tempat kontemplasi sama diri sendiri, apalagi ditemani angin yang berdesir dan langit cerah. Bagus buat foto! Wwkwkwk xDDD
Geh bang pergi kesini lagi xD
Beuh, padahal deket, tapi baru 2x yaa hehehe..
Yuk lah kapan2 ngetrip bareng ke bromo..
Berkali-kali ke Bromo gak pernah bosan. Masih tetap pengen kesana lagi dan lagi.
Wah, asiknyaa.. udah berkali2,, aku baru sekali huhu..
Bromo emang keindahannya nge-hits banget dan sebenarnya masih banyak lokasi yang bisa dieksplore diluar yang sudah dikenal masyarakat..
Yoi mas.. Kalau kedatangan pertama mah ke tempat2 yg udh dikenal.. Kunjungan berikutnya jelajah lebih jauh hihi..
Bromo nggak kehitung aku ke sana. Terakhir September lalu deh. Dan Desember nanti mau ke sana lagi hehehe.
Yang dicari ke Bromo ya sunrisenya. Jadi rugi klo hanya tidur aja hehe.
wuiih asiknya ,, berarti udah beberapa kali dapet sunrise kece di bromo dong?? Wah gue belum sempet dapet sunrise terbaik hiks..
Soooooooo Swiiiiiittttttt
:')
Wahh indah banget emang kalo udah gunung bromo
Liat foto-foto org pas lg di sana selalu berakhir sirik
Kapan ya Aul bisa kesanaaa :'(
APALAGI BUKIT TELETUBIES ITU AAAAKKK
Giiih Auuul ke bromo.. Dari jakarta kan mudah tuh aksesnya
Di Bromo ada yang jualan kue tar ya, hehehe…
di bromo semua ada kok hahaha..
Dari dulu mau banget ke Bromo tapi belum kesampaian sama ga ada barengannya juga huhu.
Kalo liat postingan tentang Bromo makin mupeng kesini huhu, semoga kalo ada kesempatan bisa segera kesana 🙁
bromo emang selalu bikin mupeng.. gue aja pgn balik lagi karena blm dpt view kaldera yg keren dari penanjakan huhu.. kabut oh kabut..
mantap lah postingan ini, pemandanganya bagus banget!!!!
bisa sembuh sakit magh ni liat yg adem gini.. 😀
hihi,, alhamdulillah deh kalau sembuh
gih ke bromo, hehe..
Sampe skr masih nyeseeeeek ga jd ke bromo 2013 kmrn. Kita lg keliling jawa, dan wkt itu baru dari dieng, kita lgs menuju malang. Udh diplanning jam 11 malam bkl berangkat k bromo. Apa daya, bdn berasa remuk krn hr sebelumnya kita baru naik ke puncak sikunir :p. Duuuh, batal deh liat bromo. Msh blm ada kesempatan balik ksana lagi 🙁
Wah,, iya tuh, pasti nyesek bgt.. Lain kali bromo dulu tujuan awal kalau lagi explore Jawa, biar masih fit badannya hehe.. Semoga segera ada kesempatan ke Bromo yaa.. Aku jg harus ke Bromo lagi nih karena blm dapet sunrise dan view kaldera yg indah.. huhu..
Semua pemandangan luar biasa banget kalau ke Bromo… Bahkan kedinginanpun terbayar, bukan halangan pas berebutan ngeliat sunrise… Hehehe…
Bromo emang luar biasa indah. Setiap traveler minimal harus 1x ke sini nih hehe
indahnay bromo begitu yang aku kenang dari bromo
aku pun mengenangnya begitu
Ke bromo pas hari raya kasada atau hari rayanya warga tengger, dijamin lebih seru gan.
thanks infonya.. semoga suatu saat bisa kesana pas hari2 itu aamiin
baru sekali ke Bromo beberapa tahun yang lalu, pakai motor dari Malang. Dan ajib bangettttt perjalanannya apalagi dinginnya brrrr hehe
pake motor mah di daerah biasa aja bisa kedinginan, apalagi di daerah dingin haha.. tapi mantap tuh.. ane ada impian jelajah indonesia pake motor..
Wah fotonya bagus bagus mas Bara… two thumbs up. Untuk Bromo sendiri saya sudah 3x kesana selalu lewat Probolinggo. Kalau air terjun Madakaripura sudah mampir belum? Salam kenal.
air terjun madakaripura belom sempat mampir
salam kenal juga mbak..
2x ke bromo, 2 kali pula dapat cuaca yang kurang bagus. uniknya, dari keduanya, saya belum pernah menulis pengalaman ke Bromo ini
hehehe
btw, salam kenal
🙂
Wahaha,, yaudah dirapel aja nulisnya sama kedatangan yg ketiga nanti
bromo emang juara
klo ke bromo lagi mampir ke rumahku bro..
wuiiih asik, ditunggu aja bro
Spot fotonya keren2 ya, jadi pengen juga liburan ke bromo
ayo segera berkemas ke bromo
Bromo emang cuakepp
bangeeeeet
Amazing viewnya Bromo …
Fotogenik banget.
apalagi kalau cuaca lagi bagus waktu hunting sunrise,, pasti parah banget kerennya huhu..
Rugi dong aku pas SD ke kawahnya doang ._. ternyata bukit teletubbies-nya ok ugak~
waktu masih SD mah ngikut aja ortu ke mana,, nah sekarang harus balik lagi berarti..
Semoga kapan kapan juga bisa ikutan nyusul kemari 😀
kuylah, kapan2 ke bromo bareng
Wah, sayang mendung ya..
Kalau cerah tambah buagus tu…
Tapi sisi positifnya jadi enggak berkabut..
iyaa, padahal kalau cerah pasti juaraaa..