Sesosok gajah mungil berlarian sambil mengacungkan belalainya. Ada yang berbeda, belalainya seperti hidung babi hanya lebih panjang, dan terlalu pendek jika dibandingkan belalai gajah lainnya. Di belakang gajah itu, seorang pawang mengikuti. Ia tampak seperti seorang babysitter yang mengurus bayi yang hiperaktif. Beberapa pengunjung pun tergoda untuk mengikuti kemana langkah kaki si gajah kecil ini tertuju. Saya yang hendak pulang, segera menghentikan laju mobil dan turut serta mendekati gajah kecil ini. Erin namanya, seekor gajah kecil berbelalai pendek. Erin tinggal bersama gajah-gajah way kambas lampung lainnya.

Cerita di balik belalai pendek Erin
“Bang, kenapa belalai Erin pendek?”. Pertanyaan kebingungan yang saya berikan kepada babang pawang penjaga Erin, membuka mata saya akan mengenaskannya masa lalu gajah-gajah yang berada di area konservasi.
Dengan wajah yang berubah menjadi sedih, dan tatapan jauh, mahout alias pawang Erin berkata “belalainya kena jerat pemburu liar”.
*Deg!! Lagi dan lagi. Bangsa manusia memang suka berbuat keonaran dan merusak keseimbangan alam. Kesal hati dibuatnya. Pemburu liar tak pernah ada kapoknya. Udah banyak pemburu liar yang harus menghabiskan hari di balik jeruji besi. Tapi, kenapa masih ada aja yang berkeliaran di hutan dan meneror penghuni rimba? Kurang memberikan efek jera kah hukuman yang diberikan??
Erin hanyalah salah 1 contoh korban dari kejahatan pemburu liar. Masih banyak gajah lainnya yang nasibnya lebih tidak beruntung dibanding Erin. Erin termasuk beruntung karena dapat lepas dari bayang-bayang pemburu yang menghantuinya, dan sekarang bisa hidup bahagia di Taman Nasional Way Kambas Lampung.
Erin berusia 3 tahun, usia yang tergolong masih anak-anak dalam rentang masa hidup gajah. Di Way Kambas Lampung, Erin termasuk salah satu gajah termuda namun bukan yang termuda. Selayaknya anak-anak, Erin suka sekali bermain dan berlarian kesana-kemari. Walaupun kakinya terbelenggu rantai, namun gerakannya masih lincah dan terlihat ceria.
Artikel tentang traveling ke Way Kambas Lampung secara keseluruhan klik di sini ya guys..
Bersenda gurau dengan Erin
Erin berlari riang sambil diiringi pawang dan pengunjung yang penasaran dengan gajah kecil ini. Beberapa nampak penasaran tapi takut jika Erin berada terlalu dekat dengannya. Beberapa ingin memberi Erin pisang tapi juga terlalu takut untuk mendekat. Aha, pisang. Saya baru teringat akan pisang yang kami beli di gerbang kedatangan Taman Nasional Way Kambas Lampung.

Saya ambil pisang di mobil. Saya dan adek Afif mendekati Erin. Umi masih agak takut untuk mendekat. Sedangkan Ayu yang paling tak berani dengan Erin, bertugas mendokumentasikan. Begitu melihat kami membawa setandan pisang, Erin dengan manjanya langsung mendekat dan mengacungkan belalai pendeknya. Sebuah pisang kami tawarkan ke Erin dan dengan cepat Erin langsung mengunyah dan menelannya.

Kami memberi makan Erin sambil mengelus-elus kulitnya yang tebal. Satu pisang telah habis dimakannya. Erin kembali merengek , membelai saya dengan belalainya. Pisang berikutnya kembali habis lalu kembali merengek, dan begitu seterusnya. Akhirnya tinggal 1 buah pisang tersisa. “Bang, ini batang pisangnya dibuang aja atau dimakan juga sama Erin?” saya bertanya ke sang mahout. “Kasihin aja semuanya, bakal dimakan semua kok”, ucap sang pawang gajah di Way Kambas Lampung.
Semua pisang yang kami punya telah dimakan Erin. Merasa sudah tak ada lagi yang bisa diharapkan dari kami. Erin segera berpaling ke pengunjung lain yang membawa pisang. Ahaha, jahat sekali kamu Erin, habis manis sepah dibuang. Pengunjung yang awalnya takut memberi makan dan menyentuh Erin, akhirnya mulai memberanikan diri untuk bersenda gurau dengannya.
Pisang dari pengunjung lain itu pun habis. Erin tak lagi menjumpai makanan di sekitar orang-orang yang mengerumuninya. Dengan cueknya Erin langsung meninggalkan segerombolan manusia yang kagum padanya, lalu berlari dengan lincahnya ke tempat lain. Sang pawang pun langsung mengikuti kemana Erin melangkah. Sedangkan kami, hanya bisa terdiam melihat Erin pergi dari sisi kami. Poor us, ahaha..
Artikel tentang tempat konservasi gajah lainnya di Buluhcina, Riau klik di sini guys..
Erin berlalu, hilang di balik semak, dan kami pun berlalu meninggalkan Taman Nasional Way Kambas Lampung. Sudah cukup lama kami bersilaturahmi dengan para gajah. Erin dan para gajah lainnya di Way Kambas National Park, maafkan kami ya, karena sebagian dari kami yang berhati jahat, Erin dan gajah-gajah lainnya menderita. Semoga dengan berada di bawah lindungan taman nasional dan konservasi, Erin dan para gajah lainnya bisa menjalani hari-hari dengan lebih bahagia. aamiin.

Berkunjung Juni 2019
Traveler Paruh Waktu
Sedih deh kalau hewan jadi korban pemburu liar hiks hiks 🙁
Regards,
Dee Rahma
iyaa,, semoga ga ada lagi pemburu liar 🙁
Wah, semoga suatu saat bisa mampir melihat Erin dan kawan-kawannya di Way Kambas National Park 🙂
Regards,
PlesirDunia.com
aamiin.. jangan lama2,, mumpung Erinnya belum beranjak dewasa hehe..
Kapan kita bisa bertemu dan bercanda Erin
ayoo doong temui Eriiin..
Wahahaha seru banget ya mas bisa ketemu gajah kecil, saya baru pertama kali naik gajak itu berbelas tahun yang lalu. Di lampung juga, iyaa sih sama kek mamanya baru pertama liat masih takut takut gitu, karena yang saya hadapi waktu itu yang gajah besar dan berotot gitu keknya wahahah.. Tapi lama kelamaan jadi berani deh..
Eh itu diakhir mamanya udah berani yaaa foto bareng erinnya wuehehe, mntap mama
saya juga kalau naik gajahnya malah terakhir waktu SD, udah lama bgt haha.. Kalau gajah dewasa emang ngeri kalau deket2 tanpa ada pawangnya..
iya itu berani tapi itu pun ngga deket2 bgt 😀
jadi inget dulu ke way kambas.. udah lama banget.
naik gajah ke Lampung….sekarang pasti tambah bagus tempatnya
Kasian ya klo diburu liar gitu :'(
Erin lucu banget
wah udah ke way kambas juga ternyata.. mantap..
ya ampunnn, aku ngilu banget bacanya pas tahu belali erin pendek karena ulah pemburu.. ih sakit banget nggak sih itu, masih 3 tahun pula..
emang kurang ajar pemburu-pemburu itu 🙁
ga tega aku liat belalainya :(. jd itu ga bakal bisa panjang lg ya mas? kalo gajah, bukannya belalainya berguna utk ambil makanan yg di tanah misalnya? kalo sependek itu, apa erin bisa ngambil makanannya sendiri nanti? ato hrs selalu disuapin? 🙁
kdg aku ga abis pikir, kenapa ya org2 tega menyiksa hewan.. mikirnya gimana gitu? dikira hewan itu ga merasakan sakit apa 🙁
iyaa, vital bgt belalai buat makan tapi ini udah broken.. bisa aja sih ngambil makanan sendiri nantinya kalau udh besar, tapi ga bisa sambil berdiri.. kasian bgt , parah emang manusia banyak berbuat kerusakan di muka bumi hanya demi keuntungan sesaat..
Aku kasihan lihat belalainya Erin. Jahat banget sih pemburu-pemburu yang pasang perangkap. Gak mikir akibatnya terhadap binatang. Hanya nyari untung buat diri sendiri. Erin harus kuat ya.
semoga Erin tetap ceria menjalani hari-harinya.. semoga tidak ada lagi pemburu..
Jadi ingat sama Bona yang di Bobo.
Pemburu itu memang jahat, manusia pada dasarnya bar-bar dan serakah.
Kelelawar, tikus, ular saja dimakan demi keinginan pribadi, tanpa tahu efeknya.
Gajah itu hewan pintar lho.
Ganesha merupakan dewa perwujudannya gajah, sebagai simbol kebijaksanaan
ini kebalikan dari Bona, kalau Bona itu gajah kecil berbelalai panjang, kalau Erin ini gajah kecil berbelalai pendek..
yup, manusia adalah predator paling ganas di muka bumi..
iya, gajah ingatannya juga kuat bgt..