Alor adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau Alor juga merupakan sebuah kabupaten bernama Kabupaten Alor, seperti nama pulaunya. Bagi para pecinta diving, Alor NTT merupakan salah satu spot favorit para diver mancanegara.
Terdapat pulau-pulau kecil di sana, seperti pulau kepa, pulau pantar, dll. Pulau-pulau tersebut merupakan beberapa tempat wisata di Pulau Alor yang sering dikunjungi. Nah di sekitar pulau-pulau itu lah banyak tersimpan keindahan bawah lautnya. Pulau Alor berbentuk seperti burung. Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman mengelilingi “kepala burung” tersebut seorang diri dengan menggunakan sepeda motor.
Bulan April 2013 saya berkesempatan mengunjungi pulau ini untuk ketiga kalinya. Penugasan dari kantor mengharuskan saya menginap di sana selama sekitar satu minggu bersama seorang teman kerja bernama Papat. Nah, kebetulan penugasan kali ini ketemu weekend, jadi hari minggu bisa nih jalan-jalan ke pulau kepa.
Oya,, untuk sampai ke Alor harus pakai pesawat dari Kupang, pesawat yang dipakai adalah jenis baling-baling. Bisa juga sih naik kapal, cuma waktunya bisa semalaman suntuk.
Hari minggu datang, berbekal motor Honda Supra X 125 pinjeman, akhirnya berangkatlah saya bertualang sendirian.. lho kok sendirian? Temennya gak diajak nih bro? Dia kaga mau sob. Alasannya dia udah pernah ke Pulau Kepa jadi kalau datang lagi ya biasa aja. Ya beda sih pikiran seorang traveler dengan bukan traveler. Kalau saya sebagai traveler, datang lebih dari sekali ke tempat wisata yang sama enggak bikin bosan, apalagi kalau tempatnya keren, hehehe..
Baca cerita perjalanan sebelumnya: Sisi Lain Pulau Rote, Pulau Paling Selatan di Indonesia (klik di sini)
Kembali Menikmati Indahnya Si Kecil Kepa
Okay, tujuannya seperti perjalanan saya sebelum-sebelumnya, pergi ke Alor Kecil terus menyebrang ke Pulau Kepa. Setelah setengah jam perjalanan dari hotel, akhirnya sampai juga di Alor Kecil.
Di Alor Kecil ada pelabuhan kecil buat nyebrang ke pulau kepa, tapi bukan di situ tempat saya biasa menyeberang. Saya arahkan motor ke tempat lain dimana di sana terdapat banyak perahu nelayan.
Di sana saya bertemu dengan anak-anak kecil yang sebelumnya pernah menyeberangkan saya dan Pak Zaeni ke pulau kepa. Biar aman, motor diparkir di rumah salah satu anak. FYI, Alor Kecil bukanlah pulau tersendiri, tapi sebuah daerah yang masih berada di Pulau Alor.
Cerita perjalanan lainnya di Alor : 1st time to la petite kepa, Alor (klik di sini)
Lewat pantai itu, akhirnya saya menyeberang bareng 3 orang anak. Salah satu anak yang mengantar saya adalah Topan, anak yang juga ikut dalam perjalanan pertama saya ke La Petite Kepa. Sedangkan 2 anak lagi, saya lupa namanya.
Menyebrang ke pulau Kepa hanya 5 menit saja, atau mungkin kurang dari itu. Tapi, itu kalau kita naik kapal mesin dari dermaga. Sedangkan saya dan anak-anak kecil ini menyeberang dengan perahu nelayan yang didayung manual ahaha.
Setelah mendayung sekitar 15 menit dan meninggalkan pulau alor, sampailah kami di pulau kepa. Oya di pulau ini ada resort kepunyaan 2 bule Prancis, La Petite Kepa nama resortnya. Selain penginapan, mereka juga punya usaha dive operator. Mereka tinggal di sini bareng 2 bidadari kecilnya yang lucu-lucu, namanya Lila dan Anouk.
Pulau ini punya pantai yang menawan, breathtaking, DOPE!! Pantai pasir putih yang lembut dipadu dengan warna air laut yang keliatan jadi 3 layer. Pulau-pulau kecil lainnya yang menjadi background, menambah cantiknya pemandangan alam di pulau kepa.
Selain itu pemandangan bawah lautnya juga oke, cukup dengan snorkeling udah bisa liat ikan dan karang warna-warni. Bahkan, dari atas permukaan air pun, kita masih bisa melihat terumbu karang dan ikan, saking jernihnya air laut di sini.
Sayang kondisi waktu itu lagi pasang, so cuma bisa liat karang-karang di pinggir yang udah agak rusak. Kalo terumbu karang yang bagus banget lokasinya lebih ke tengah. Apalagi saat itu gak bawa peralatan snorkeling.
TERSESAT!!!
Sekitar jam 3 akhirnya saya kembali menyebrang ke pulau Alor untuk balik ke hotel. Niat awal sih mau balik ke jalur biasanya, tapi muncul rasa penasaran di benak saya. “Gimana kalo gue muterin “kepala burung” pulau ini ya? Jadi gue ambil arah yang berbeda menuju hotel. Toh kalau liat di maps, jalannya memutar”.
Rasa penasaran yang besar akhirnya mendorong saya untuk mencoba petualangan baru. Saya mengambil rute berlawanan dengan rute keberangkatan tadi, menyusuri pantai. Berkilometer jauhnya telah saya tempuh dan saya masih merasa enjoy.
Saya menyusuri pantai yang indah dan bertemu beberapa pemukiman penduduk. Sampai tiba di satu titik, ternyata jalan nggak bisa dilewati gara-gara ada pohon gede tumbang. Mau puter balik tapi rasanya sayang ini udah jalan jauh banget. Lagi dalam kebimbangan, datang seorang bapak yang memberi tahu jalan alternatif. Saya pun akhirnya mengikuti arahan si bapak.
Ternyata jalan alternatif ini bukan lagi di pesisir pantai, tapi udah naik ke perbukitan. 5 menit 10 menit sampai sejam kemudian jalannya semakin kecil dan bukan lagi aspal, hanya tanah dan batu. Tak ada perkampungan, hanya kebun yang saya lewati. Kendaraan lain pun sangat jarang, hanya hitungan jari kendaraan yang melintas dari arah berlawanan.
Rasa waswas dan khawatir mulai merasuki, “duh nyasar gak nih?” Pikiran saya tak lagi tenang .. Jalur offroad dengan kerikil dan tanah hanya pakai Supra X semakin menambah rasa khawatir. Apalagi, motor ini memakai ban dalam, bukan tubeless, kalau pecah / bocor di tengah hutan gimana coba?
Selain masalah jalur offroad dan hutan yang sepi, hal lainnya yang saya takutkan adalah suanggi. Di Pulau Alor, magic masih sangat kuat. Hal terhoror di sini adalah suanggi. Suanggi adalah orang yang belajar ilmu hitam. Mereka bisa terbang sebagai bola api berwarna merah menyala. “Duh gimana ini kalau ada suanggi yang menargetkan gue jadi tumbalnya?” gumam saya dalam hati.
Saya terus-terusan berdoa semoga enggak terjadi hal buruk dalam perjalanan ini. Alhamdulillah, akhirnya saya sampai di sebuah kampung. Pikiran saya udah mulai tenang. “Maaf pak, mau bertanya, ke Kalabahi (ibukota kabupaten Alor NTT) lewatnya ke mana ya?” tanya saya pada seorang bapak tua. Si bapak itu pun menyuruh saya untuk terus mengikuti jalan ini.
Saya ikuti saran si bapak, dan beberapa saat kemudian saya akhirnya bertemu pantai. Saya pun semakin tenang. Tak lama kemudian, saya berjumpa dengan bandara. Whoaaaa, akhirnya!!!! Saya pun berangsur-angsur merasa tenang. Kalau dari bandara ke kota sih udah di luar kepala, hihi..
Perjalanan saya lanjutkan dan selama lebih kurang setengah jam, saya sampai di hotel. Fiuh, untung gak ilang di “kepala burung” pulau Alor.
Berkunjung 2013
Traveler Paruh Waktu
Motor saya juga supra X mas Bara. hehehe. Btw, view bandaranya oke punya mas.
itu sebelum landing, view dari atas keren banget lho..
Arrghhh udah lama nih pengen banget ke Alor. Tujuannya sih untuk diving, cuma sayang susah nyari dive buddy nya. Semoga dalam waktu dekat bisa kesampaian deh diving di sana. Aamiin.
Btw, Alor cukup aman ya buat jalan-jalan sendirian?
Alor aman kok buat jalan2 sendiri,, terutama di area sekitar kota kalabahi sampai la petite kepa,, kalau di bagian pulau yg lebih terpencil kurang tau juga..
Gimana? Udah ke ALor?