Pulau Timor terkenal dengan sebutan pulau karang. Kita dapat dengan mudah menemukan batu-batu karang di sudut manapun di pulau ini. Di pinggir jalan, di halaman rumah, di perbukitan, ataupun di pantai. Bahkan goa-goa yang terdapat di pulau ini juga terbentuk dari batu karang. Salah satu goa dengan struktur batu karang yang paling dekat dengan kota Kupang adalah Goa Monyet yang dijadikan tempat wisata di Kota Kupang.
Sebenarnya ada dua goa monyet di Kupang, yang pertama di dalam kota dekat hotel Sasando, dan yang kedua di sekitar pelabuhan Tenau. Goa monyet yang saya ceritakan disini adalah yang berada di dekat pelabuhan tenau.

Goa monyet merupakan salah satu area wisata yang terjangkau di sekitar kota Kupang. Lokasinya ada di daerah Tenau sebelum pelabuhan Tenau. Enggak terlalu jauh dari Kota Kasih (Kupang), kira-kira hanya memakan waktu 20 menit dari pusat Kota Kupang.
Sesuai dengan namanya, goa ini dipenuhi dengan gerombolan monyet. Sebetulnya bukan goa nya yang dipenuhi para monyet, tapi areal hutan sekitar goa. Saya beberapa kali kesini bareng teman-teman kantor.

Monyet-monyet di sini bisa dikatakan cukup jinak. Saat kita datang ke sini, biasanya mereka akan berdatangan ke arah kita. Enggak perlu khawatir bila monyet-monyet ini mendatangi kita.
Monyet-monyet di sini enggak seganas monyet-monyet di Monkey Forest, Bali, yang agresif dan berani mencuri barang dari kita. Mereka hanya berharap kita memberi mereka makanan. Kalau dikasih mereka senang, kalau enggak dikasih pun mereka hanya terdiam. Bahkan kalau kita mendekat, mereka cenderung menjauh.
Yap,, sudah jadi kebiasaan pengunjung untuk memberi makan monyet-monyet itu. Petugas yang berjaga di areal goa pun sudah menyiapkan snack kacang untuk dijual kepada pengunjung yang ingin memberi makan monyet-monyet. Saya selalu memberi mereka makanan tiap kali datang kesini.

Suatu hari waktu saya datang, tiba-tiba monyet-monyet yang ada di sana berlarian dan menghilang dari areal goa. Saya terheran-heran, lalu bertanya kepada petugas penjaga terkait hal itu.
Bapak petugas menjelaskan bahwa ini sudah memasuki jam-jam pergantian kawanan monyet. Jadi di sini ada beberapa kelompok monyet yang masing-masing memiliki jam operasional untuk mencari makan di areal goa.
Ketika tiba giliran ganti shift, awalnya akan datang seekor monyet utusan dari kelompok sebelah untuk memberi tahu ke kelompok sebelumnya bahwa waktu ganti shift sudah dimulai. Maka kelompok sebelumnya akan berlarian dan menghilang ke hutan, dan beberapa menit kemudian, kelompok monyet yang baru akan berdatangan. Waaah,, monyet-monyet ini suka berbagi dengan monyet lain ternyata, enggak ada bentrokan berebut lahan parkir hahaha..

Selain monyet-monyet tersebut, daya tarik di sini adalah areal hutan yang rindang, asri, dan sejuk. Areal hutannya cocok untuk sekedar merefresh pikiran di kala weekend datang.
Terdapat jalur yang telah dibuat untuk memudahkan pengunjung mencari udara segara di sini. Di sekitar jalur ada beberapa bale-bale untuk beristirahat. Namun saat kami datang ke sana, kondisinya kotor dan beberapa dikuasai anak buah Sun Go Kong.
Goa nya sendiri jangan dibayangin kaya goa-goa yang luas kaya misalnya goa di Pangandaran. Goanya kecil dan kita hanya bisa masuk beberapa meter saja. Karena semakin dalam semakin gelap, mengecil, dan sepertinya buntu. Selain itu juga terdapat banyak kelelawar yang bersarang di sana.

Selain goa, areal hutan, dan monyet-monyetnya, sebenarnya di sekitar goa monyet masih ada tempat yang menarik. Tepat di depan goa ada pantai kosambi di mana lokasi ini sering digunakan oleh orang-orang untuk mandi laut atau snorkeling. Saya pernah satu kali snorkeling di sini bareng temen-temen yang saya kenal dari BackpackerIndonesia. Ada Tinae, Kak Inda, Anggra, dan Boy.
Selain pantai, sebelum sampai di goa monyet, di sebelah kiri jalan terdapat pemandangan hamparan rumput di perbukitan yang diselingi dengan beberapa pohon dan batuan karang. Rumput-rumput di sini akan berwarna hijau saat musim penghujan dan berwarna coklat saat kemarau. Persis seperti di Sumba Timur (artikel Sumba Timur klik di sini).
Sedangkan di sebelah kanan terdapat pantai yang dipenuhi dengan pohon-pohon lontar yang menjulang tinggi, dan tampak pulau Semau di seberang lautan. Tapi sayang, areal tersebut sekarang sedang dibangun perumahan mewah.. Sayang saya nggak sempat mengabadikan rerumputan yang hijau dan jajaran pohon lontar ini..
Bila ada kesempatan berkunjung ke Kupang, jangan lewatkan tempat wisata ini. Jangan lupa juga untuk sekedar berbagi sedikit rejeki buat Bapak penjaga goa monyet ini dengan membeli pakan kacang yang dijualnya.
Semoga saat saya kembali ke Kupang, goa ini belum berganti menjadi perumahan baru, dan semoga gerombolan monyet semakin banyak.. aamiin..

———————–
Berkunjung 2011-2013
-Traveler Paruh Waktu-
Monyet2nya galak ga bang, Smg tetap lestari…
monyetnya gak galak kok..