Tak pernah terbayang sebelumnya, kalau saya akan melewati begitu banyak perjalanan. Saya tak pernah menyangka perjalanan membuat dunia saya menjadi begitu menyenangkan. Banyak orang merindukan masa kecil dan ingin kembali ke masa itu. Tanpa beban, katanya. Saya tidak. Perjalanan membahagiakan saya. Dan Nusa Tenggara Timur, adalah awal dari semua perjalanan itu.

Dulu saya tak suka perjalanan. Sampai akhirnya, penempatan kerja di Nusa Tenggara Timur membuka mata saya akan menyenangkannya perjalanan. Kalau orang membicarakan tentang serpihan surga yang jatuh ke bumi, saya rasa julukan itu pantas diberikan untuk Nusa Tenggara Timur.
Tentang Sumba dengan sabananya yang coklat, tentang Timor dan batuan karangnya, tentang hijaunya tanah Flores, tentang dunia bawah laut Alor, tentang gugusan pulau di perairan komodo yang seperti di belahan lain bumi. Ah, NTT memang surga.
Sejuta cerita telah saya ukir di tanah Flobamorata (singkatan dari Flores Sumba Timor Alor Lembata). Saya hanya 2 tahun di Nusa Tenggara Timur sebelum kembali ke Jakarta di tahun 2013. Tapi kenangan tentang NTT masih teringat jelas di pikiran saya.
Timor
Saya masih tersihir oleh keunikan Pantai Kolbano, Timor Tengah Selatan. Bukanlah pasir yang menutupi bibir pantai ini, namun batuan warna-warni yang indah seperti batu akik. Sangat unik bukan?!

Saya merindukan perjalanan menjelajahi eksotisme Pulau Timor bersama teman-teman di akhir pekan. Goa kristal, goa monyet, pantai tablolong, pantai lasiana, air terjun oenesu. Rindu sekali.
Saya ingin kembali menjelajahi Pulau Semau yang masih perawan. Hanya ada sedikit bangunan dan pemukiman penduduk di pulau ini, sisanya adalah keindahan alam.

Sumba
Saya masih teringat bagaimana terpesonanya saya saat pertama kali menjelajah masuk ke pedalaman Sumba Timur untuk mengecek bantuan pemerintah ke masyarakat. Suasana pedalaman di Sumba Timur sangat unik.
Mobil yang saya tumpangi melaju di atas jalan tanah di puncak tebing dengan jurang yang menganga di kanan kirinya. Hewan ternak dibiarkan bebas berkeliaran di bukit berundak. Bukan hijau yang kulihat, namun hamparan rumput ilalang kecoklatan yang mendominasi perbukitan. Hanya ada sedikit pohon yang tumbuh diantara ilalang.

Saya masih bertanya-tanya kenapa kuda betina yang diberi nama Black Lady kalah dalam putaran final pacuan kuda di Waingapu. Saya dengar dia biasanya yang tercepat.
Alor
Saya masih menahan nafas, lalu tersenyum saat melihat foto-foto di Pulau Alor. Saya pernah nekat bertualang sendirian di tengah pulau dengan menggunakan sepeda motor. Hampir frustasi karena seperti berada di wilayah antah berantah dengan jalan tanah. Namun akhirnya tersenyum saat bertemu dengan bandara. Saya tahu jalan pulang.

Saya bahagia melihat senyum-senyum riang Topan dan teman-temannya di Alor Kecil. Merekalah yang sering mengantar saya menuju Pulau Kepa dengan perahu dayung kecil.
Teringat Topan yang berjuang sendiri menyeberang selat sambil sesekali membuang air laut yang masuk ke kapal kecilnya. Topan gendut, sehingga perahu kecilnya menghujam lebih dalam ke laut dan air laut pun lebih mudah menggenanginya. Alih-alih membantu, teman-temannya malah menertawakannya. Haha, kasihan sekali Topan.

Lembata
Saya masih menyimpan gigi paus orca pemberian seorang kawan di Lembata. Giginya kecil dan tidak terlalu tajam. Mungkin ini gigi seri, bukan taringnya. Namun sayang saya belum sempat mencicipi daging paus dan melihat langsung pertunjukan perburuan paus di Lamalera.
Rote
Saya pernah menyaksikan seorang mama yang dengan telaten menenun kain khas NTT dengan corak khas Rote. Setiap daerah di Nusa Tenggara Timur memiliki kain tenunnya sendiri-sendiri dengan corak yang berbeda.

Flores
Flores adalah favorit saya.
Kalau boleh saya membuat kalimat hiperbola, akan saya katakan bahwa setiap jengkal tanah di Flores adalah sebuah keajaiban. Flores adalah pulau dengan keindahan tak terbatas. Tak ada tempat yang tak indah di Flores.
Saya pernah terlambat menuju puncak kelimutu sehingga kehilangan momen emas saat sinar mentari perlahan naik ke cakrawala. Tak mengapa, karena keindahan danau 3 warna di puncak kelimutu telah sukses menyihir mata polos ini. Ya ampun, begitu cantiknya kawah gunung ini. Setiap danau memiliki warna yang berbeda dan dapat berubah warna di waktu-waktu tertentu.
Saya ingin mengulangi perjalanan ke Kampung Bena yang letaknya tak jauh dari Kota Bajawa. Perjalanan begitu menyenangkan karena ditemani Gunung Inerie dengan puncaknya yang lancip, seperti gunung yang ada di lukisan.
Saya masih suka tertawa sendiri mengingat cerita di pemandian air panas Soa, Kabupaten Ngada. Seluruh pengunjung yang sedang berendam santai di air panas tersentak kaget dan langsung berhamburan keluar saat bangkai anak anjing yang sudah membusuk terbawa arus air mendekati pengunjung.

Saya masih terbayang betapa mendebarkannya saat bertemu komodo. Bagaimana kalau saya dikejar dan digigit? Memang sih kami ditemani pemandu dan telah diberitahu olehnya tentang apa saja yang perlu diperhatikan saat melakukan perjalanan di rinca dan pulau komodo. Tapi rasa takut itu tetap hinggap. Akhirnya setelah berhasil melewati hutan, perasaan lega dan senang bercampur jadi satu.
Saya belum menemukan pantai yang lebih indah dari pink beach. Tak hanya pasir merah mudanya yang cantik, kehidupan di dalam lautnya pun tak kalah indah. Berbagai jenis terumbu karang dan ikan yang berwarna-warni begitu mudah dijumpai di pantainya.
——
Tapi tahukah kalian teman? Nusa Tenggara Timur bukan hanya tentang keindahan. Di balik keindahan foto-foto tentang NTT di Instagram, banyak hal yang bisa membuat kita terenyuh..
Saya pernah bertanya kepada anak SD di pedalaman Sumba kenapa baju sekolahnya bertuliskan SD di Bali. “Adek pindahan dari Bali?”. Namun seketika saya tersadar ketika melihat tulisan di baju teman-temannya yang berbeda-beda. Ada yang bertuliskan SD di Jakarta, Surabaya, atau Malang. Ternyata baju mereka adalah baju bekas dari anak-anak SD di daerah lain.
Saya pernah melihat anak-anak SD berangkat ke sekolah tanpa mengenakan alas kaki dan tanpa membawa tas, buku pelajaran ia masukkan ke dalam kantong plastik.
Saya sedih mengingat cerita seorang guru bahwa ada anak didiknya yang harus berjalan kaki 4 km setiap hari untuk sampai ke sekolah, karena tidak ada akses jalan menuju kampungnya yang berada di belakang bukit. Bahkan saat masa ujian nasional tiba, anak-anak itu akan menginap di sekolah ditemani orang tuanya. Perkakas dapur pun mereka bawa ke sekolah untuk keperluan memasak. Sungguh menyedihkan mendengar cerita itu.
Saya pernah mengunjungi sebuah desa yang betul-betul kekeringan. Sehingga pemerintah daerah harus turut campur menyediakan air bersih setiap beberapa hari sekali selama berbulan-bulan.
Saya pun pernah mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawa saya saat menjelajahi perairan komodo. Badai besar menghantam kapal yang saya naiki dalam perjalanan pulang menuju Labuan Bajo dari Pulau Komodo. 3,5 jam kapal yang saya naiki terombang-ambing di lautan. Beruntung kapten kapal kami sangat piawai dalam mengendalikan kapal melawan badai. Suku Bajo memang penakluk lautan ulung. 🙂
——–
Perjalanan membawa banyak kisah untuk diceritakan, banyak kesan yang ditinggalkan, banyak pelajaran yang bisa dipetik. Perjalanan mampu mendewasakan kita. Perjalanan membuat kita merasa kecil, membuat kita semakin mengagumi kebesaran Tuhan, membuat kita tak selalu menatap ke atas, membuat kita lebih bisa berempati. membuat kita bisa lebih mensyukuri hidup.
Perjalanan, membuat hidup kita lebih bermakna.
Pada akhirnya, bagaimanapun hari kita lalui, akan ditutup oleh senja yang indah di setiap sudut Nusa Tenggara Timur. Dan tak lupa, senyum tulus dan keramahan orang-orang Nusa Tenggara Timur.
Sabu
Namun, ada satu pulau besar yang belum sempat saya kunjungi selama tinggal di Nusa Tenggara Timur, Pulau Sabu namanya. Kisah saya tak sempurna tanpa Pulau Sabu. Tentu saya bertekad akan mendatangi Pulau Sabu suatu saat nanti.
——–
Saya sekarang tinggal di Padang, Sumatera Barat. Harga tiket pada umumnya cukup mahal dari Padang ke Kupang, tapi tentu ada kemungkinan harga tiket berada di titik terendah. Jadi, sebelum mengambil cuti untuk liburan, saya harus memastikan bisa mendapatkan tiket termurah.
Lalu, bagaimana kita tahu kapan tiket berada di harga termurah? Apa saya harus mengecek tanggal satu-persatu? Tentu sangat merepotkan bila saya harus melakukan itu. Tapi untungnya ada Traveloka. Pencarian harga tiket pesawat termurah dapat dilakukan di Traveloka melalui fitur Best Price Finder. Dengan fitur ini, saya tak perlu mengecek tanggal demi tanggal untuk dapat mengetahui estimasi harga tiket murah.
Adakah teman-teman yang belum tahu fitur Best Price Finder dari Traveloka ini?? Yuk simak penjelasan di bawah ini.
1. Buka Situs Traveloka.com
Bila kamu memakai desktop, ketik traveloka.com di browser favoritmu. Bila kamu memakai ponsel, pastikan kamu sudah melakukan instalasi aplikasi Traveloka.
2. Cari Penerbanganmu
Isikan detil penerbangan yang kamu inginkan. Selanjutnya, kamu klik tanggal keberangkatan. Nah, fitur Best Price Finder Traveloka ada di sini.
3. Pilih dan Pesan Penerbanganmu
Bagaimana cara mengaktifkan fitur Best Price Finder? Ini dia! Setelah klik tanggal keberangkatan, akan muncul gambar kalender. Lalu klik kotak di samping tulisan Find lowest price estimates di kiri bawah. Taraaa. Nanti akan muncul di tanggal mana saja harga tiket sedang menyentuh nilai yang lebih ekonomis.

Sangat mudah kan?? Selanjutnya tinggal memilih tanggal. Lalu ikuti instruksi seperti biasanya. Dari pencarian tiket, pemilihan maskapai dan jam keberangkatan, pengisian data diri, dan pembayaran. Setelah itu, tiket akan dikirimkan ke email yang kita isikan.
——–
Saat berwisata, saat mudik, saat ada tugas keluar kota, saya selalu mempercayakan pemesanan tiket pesawat melalui Traveloka. Apalagi dengan fitur Best Price Finder ini, pencarian tiket terasa lebih menyenangkan karena dapat menghemat biaya. Terimakasih Traveloka, saya #JadiBisa melakukan perjalanan.
Mau bepergian?? Traveloka dulu!!
———-
Ya ampun, keren banget foto di pulau rinca itu. Komodo kan serem, mendekat aja aku ga berani apalagi foto bareng
Itu jauh kok sbnrnya, rangernya aja jago cari angle
hii komodonya ngeri ih
tapi bisa foto sama komodo asyik juga mas
Asik bgttt, Haha… Duh kangen komodo
Pengen liat komodo secara langsung nih. 🙂
Semoga suatu saat tercapai mas Adi..
komodo nya bongsor banget ya. serem.
btw, mas nya ini PNS? setaun ngambil cuti brp kali buat liburan? wekekek
komodo terbesar itu
kebetulan PNSnya bagian yg srg ke lapangan gitu, keluar kota.. Jadi di sela2 tugas bisa sambil jalan2 :D.. Cutinya buat mudik ahaha..
Waw.
Just, WAW
Surgaaaaaaaaa
Beruntung banget bang Barra bisa ke sana
Indah banget pemandangannya
Iyaa, masih perawan
Belum terjamah resort, wisatawan dan alayer-alayer instagram
Pengennn :'(
P.s.
Good luck bang!
Masih banyak yg masih perawan di NTT mah ..
Selesaiin dulu tesisny Aul, baru jalan2
Makasih Aul.. good luck juga buat kolaborasinya ahaha..
Kok bikin pengin piknik ke NTT ya.. Huhu
Btw lebih ngeribdikejar kenangan drpd dikejar komodo.. Ckckck
haduh,, komenmu dimana2 galau…
#Pukpuk ,,, sepertinya kenangan bersama mantan masih lekat tak bisa pergi ya… bertahanlah anak muda
kapan ya bisa ke pulau komodo :(, eksotis banget kayaknya disana.
Pantainya bagus bagus ya, jernih banget airnya. yang paling penting perawan lagi XD.
Oh iya kunjungi juga blogku ya kak 😀
emang msih bgt disana,, uh rindu kesana lagi..
Oke siap..
Btw itu udah jinak mas komodonya??
haha, gak ada komodo jinak disana…
Indonesia memang memiliki banyak tempat yang punya daya tarik tersendiri, sialnya untuk ke sana dana selalu jadi halangan. Tapi mungkin dengan adanya aplikasi Traveloka permasalahan tersebut setidaknya bisa teratasi.
Dengan traveloka,, pokoknya bisa lebih hemat deeh
2 tahun di NTT kerja apa karena ikut program relawan – relawan mas? lama juga kalau 2 tahun dan sampai sekarang belum pernah kembali kesana lagi. Pasti kangen.
Ternyata dibalik populernya wisata di kawasan timur Indonesia, tak sebanding dengan kemajuan pembangunan disana ya. Miris.
Di sana kerja… Sempat sih 2 kali kesana setelah 1,5 tahun meninggalkan NTT.. Waktu itu ke Sumba Tengah terus ke Kupang dan pulau Rote..
iya,, masyarakatnya banyak yg masih berada di garis kemiskinan..
Pantai liman pulau semau nya keren banget, anw itu komodonya jinak bang? Mantap mantap, harus ditambah ke whistlist nih itu pantai hehe
Iya emang keren bgt,, masih belum tersentuh resort..
Komodo nya tentu liar
Wah Indonesia memang kaya banget ya keindahan alamnya. jadi mupeng euy
Indonesia mah juara dalam hal keindahan alam
Mantap nih da.
mokasih da Bay..
jadi kangen flores, kapan ya bisa ke sini lagi
sama euy, kangen flores juga..
Wah udah sampe Rote ternyata, keep traveling mas. 😀
Udah doong ahaha..
Yup,, keep traveling juga masbro.