26 Desember 2004, terjadi gempa besar yang sumbernya dari Samudera Hindia yang disusul oleh bencana tsunami yang maha dahsyat. Banyak negara yang terkena dampak, namun yang paling parah terkena dampaknya adalah Aceh. Gelombang setinggi pohon kelapa telah meluluhlantakkan infrastruktur di sebagian wilayah Aceh dan menghilangkan nyawa sekitar 170.000 orang di Aceh. Tsunami Aceh sudah lama berlalu, namun jejak keganasannya masih dapat kita jumpai di beberapa wilayah. Sebut saja misalnya kapal di atas rumah, kapal PLTD Apung I, Mesjid Rahmatullah. Bahkan, untuk mengenang sekaligus peringatan bagi kita semua, telah dibuat sebuah Museum Tsunami Aceh di pusat kota Banda Aceh. Saat ini, tempat-tempat itu telah menjadi tempat wisata di Aceh, tepatnya wisata religi untuk mengingatkan kita, manusia.
2004
Saat itu saya masih duduk di kelas 1 SMA. Saya tercengang menyaksikan berita tentang gempa di Aceh berkekuatan 9,1 – 9,3 SR dan kemudian disusul dengan tsunami yang sangat besar, yang memporak-porandakan Banda Aceh dan daerah di sekitarnya. Musibah yang luar biasa mengerikan sampai saya pun seakan tak percaya dan bertanya dalam hati, “Ini beneran??”.
Berbagai media sibuk meliput tragedi kemanusiaan itu. Betapa mengerikannya musibah itu, betapa kasihan orang-orang yang kehilangan saudara dan keluarganya. Duka yang sungguh mendalam yang mungkin akan terpatri kuat di benak para korban yang merasakan langsung efek dari bencana tersebut.
2011
Ini merupakan penerbangan pertama dalam hidup saya. Sedikit menegangkan karena cuaca di atas sedang kurang bagus. “Duh, apakah sengeri ini setiap kali terbang naik pesawat?”, satu pertanyaan dalam hati saat itu. Kesan pertama naik pesawat ternyata kurang menyenangkan. Namun akhirnya tak terbukti setelah puluhan kali naik pesawat.

Saya akhirnya sampai di Banda Aceh. Kedatangan kali ini dalam rangka penugasan dari kantor. Bila bicara tentang Aceh, mungkin pikiran kita langsung teringat dengan tsunami, selain mie aceh tentunya.
Aceh dan Tsunami memang seperti 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. Seperti magnet dan besi, saling melekat. Aceh yang indah seketika porak poranda oleh gempa dan tsunami tanggal 26 Desember 2004.
Pada kunjungan kali ini, saya berkesempatan mengunjungi wisata di Aceh yang terkait dengan jejak tsunami Aceh. Wisata di Aceh terkait tsunami ini sebagai media introspeksi diri. Tempat yang saya kunjungi yaitu museum tsunami aceh dan beberapa lokasi ikonik yang menjadi saksi bisu kedahsyatan tsunami 2004 lalu.
Wisata di Aceh: Museum Tsunami Aceh
Kalau ke Aceh, jangan lupa untuk mampir ke Museum Tsunami Aceh. Secara visual, museum yang disainnya dirancang oleh M. Ridwan Kamil (sumber) ini terlihat unik, megah, dan cantik, baik eksterior maupun interiornya. Namun, yang lebih penting dari itu, informasi tentang tsunami aceh yang diberikan di dalam museum ini juga sangat informatif dalam beberapa ilustrasi yang berbeda.
Saat kita memasuki museum yang dibuka untuk umum sejak tanggal 8 Mei 2009 ini, ada perasaan getir dan bikin merinding. Terdapat beberapa ruangan tematik di dalamnya, seperti sebuah lorong sempit dengan gemericik air yang menggambarkan tentang kejadian tsunami, sumur doa yang berisi nama-nama korban tsunami dengan puncak tulisan Allah dalam bahasa arab di atasnya, ilustrasi-ilustrasi kejadian tsunami baik melalui media foto, tulisan, audio visual, dan ruang 4 dimensi kejadian tsunami.
Sudut demi sudut saya jelajahi untuk mengenai lebih jauh tentang tsunami. Semakin banyak informasi tentang tsunami aceh yang masuk ke pikiran saya, semakin saya berempati. Berimajinasi membayangkan saat kejadian, melihat orang-orang menangis kehilangan keluarganya, mayat yang berserakan, puing-puing bangunan, kota yang menjadi rusak dan kotor. 🙁
P.S. Maafkan foto yang ngeblur, mungkin si abang yang motoin masih gemetar dengan kejadian tsunami 🙁
Wisata di Aceh: Kapal di atas rumah
Saat kejadian tsunami dulu, terdapat sebuah kapal kayu kecil sepanjang 25 meter dengan lebar 5,5 meter yang menyelamatkan nyawa 59 orang. Kapal tersebut terdampar di daerah Lampulo, Banda Aceh. Uniknya, kapal tersebut bukan terdampar di daratan, melainkan di atas sebuah rumah penduduk. Iya, di atap sebuah rumah. Sekarang, kapal tersebut dijadikan tempat wisata di Aceh untuk mengenang kejadian tsunami Aceh 2004.

Kapal di atas rumah ini menjadi lokasi berikutnya yang kami tuju. Lokasinya benar-benar di tengah perumahan penduduk. Terdapat sebuah tangga untuk melihat sisi bagian atas kapal.
Beberapa bagian kayu kapal ini terlihat mulai melapuk. Semoga saja eksistensi kapal ini dapat dipertahankan sehingga bisa dilihat oleh anak cucu kita nanti, sekaligus mengingatkan bahwa bencana tsunami pernah menyapu daratan ini.
Wisata di Aceh: PLTD Apung yang terdampar di darat
Jangankan manusia, sebuah kapal besar berbobot 2.600 ton saja dengan mudahnya dihempaskan ke daratan oleh tsunami sejauh 5 km. Buktinya dapat dilihat di Desa Punge, Blang Cut, Banda Aceh. Seperti mimpi ya, tapi itu memang benar-benar terjadi.

Saat mengunjungi kapal ini, saya lebih banyak terdiam, tak mampu lagi untuk berkata-kata. Tsunami benar-benar mengerikan.
Wisata di Aceh: Mesjid Rahmatullah
Kalau kalian pernah melihat foto atau video tentang masjid di pinggir pantai di Aceh yang tetap berdiri tegak saat bangunan di sekitarnya telah hilang disapu tsunami, tak lain tak bukan adalah Mesjid Rahmatullah ini.
Eksistensi masjid ini bisa dikaitkan dengan kekuasaan Tuhan. Dengan tsunami mahadahsyat saja sudah menunjukkan kepada kita tentang kekuasaan Tuhan, maka eksistensi Mesjid Rahmatullah yang selamat dari tsunami besar itu lebih menunjukkan lagi kepada kita bahwa Tuhan bisa melakukan apapun sesuai kehendakNya.

Allah Maha Besar. Daerah Lampuuk merupakan salah satu daerah yang terkena dampak tsunami terbesar saat itu. Ribuan orang di wilayah ini meninggal dihantam tsunami, dan seluruh bangunan di sekitar masjid ini rata dengan tanah dan tersapu jauh, hanya masjid ini yang tetap berdiri kokoh dengan hanya kerusakan minor. Sungguh besar kekuasaan Allah yang tetap membuat masjid ini berdiri denga n gagahnya saat tsunami terjadi, padahal jaraknya hanya sekitar 500 meter dari bibir pantai.
Saat saya memasuki masjid ini, terlihat ada beberapa tiang yang patah namun masih dapat menopang bangunan masjid. Beberapa bagian atap juga terlihat mengalami kerusakan. Namun sebagian besar bangunan masjid masih terlihat bagus.
Wisata di Aceh: Pantai Lampuuk
Mobil yang kami tumpangi sampai di pantai Lampuuk, tak jauh dari Mesjid Rahmatullah. Waaah indah banget pantai ini. Pasirnya putih, lautnya biru menggoda, dengan latar belakang perbukitan hijau. Indah banget.
Bahkan saya sampai enggak percaya bahwa tahun 2004 silam, pantai ini telah dihancurkan gelombang dahsyat tsunami, bahkan kerusakan di daerah ini termasuk yang sangat parah. 7 tahun berlalu saat kunjungan saya ke sana, paras pantai ini telah kembali cantik.

Rasanya ingin berlama-lama main di pantai ini. Tapi waktu jualah yang harus memisahkan.. Semoga pantai ini tetap cantik saat saya datang lagi ke sini. 🙂

———
Wisata di Aceh menjelajahi jejak tsunami di Aceh ini menurut saya sangat bagus untuk kembali mengingatkan kita bahwa kita ini hanyalah serpihan kecil di alam semesta dan tak pantas untuk menyombongkan diri.
Siapapun kita, jika Tuhan berkehendak, dengan mudahnya kita bisa terhapus dari alam semesta. Tsunami besar di Aceh ini baru salah satu contohnya. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kejadian ini, khususnya buat diri saya sendiri yang pernah melihat langsung jejak dan sisa-sisa tsunami Aceh 2004.
——–
Berkunjung tahun 2011
Maaf kualitas fotonya jelek, cuma pake Blackberry Gemini 🙁
Traveler Paruh Waktu
Tsunami tahun 2004 tidak hanya Aceh saja yang berduka. Dampaknya luar biasa hingga ke India, Sri Lanka, Thailand, dan sekitarnya.
Aku sendiri belum pernah ke Aceh dan dari dulu Aceh menjadi wishlist saya. Semoga segera kesampaian ke sana.
iya,, banyak yg kena dampak, tapi yg paling parah Aceh nya..
Semoga segera kesampaian bro.. :beer:
13 Tahun setelah gempa, Aceh sudah bangkit dan kembali menyongsong masa depan lebih baik.
semoga tak terjadi tsunami lagi..
Persiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang lebih baik….
setujuu..
Selain bisa menikmati liburan
sembari menambah pengetahuan
betul..
kang Barra, kalo di HP kenapa kolom komentar gak muncul
waduh gk tau juga kang.. emang theme nya gk mengakomodir kali yaa..
aku jadi pengen balik ke aceh lagi, kemarin belum banyak explore nya.
aku pun blm mengunjungi seluruhnya, mana fotonya msh pake bb lagi
Wow
Aul belum pernah sama sekali ke Aceh bang
Tapi ya, hiruk pikuk gempa saat 2004 lalu ikut merasakan sih, karena dulu tinggal di kawasan dekat pantai di salah satu kecamatan di kab padang pariaman. Ngungsi ke perbukitan dan tidur di tenda-tenda daruratt
Pengen deh ke aceh dan ngeliat langsung sisa-sisa salah satu bencana alam terbesar di Indonesia itu. Believe or not Aul suka banget topic disaster. Film favorit aja kebanyakan fiksi ilmiah yang disaster-disaster gitu tuh. Kayak The day after Tomorrow, Armageddon, Dante's Peak, Twister, Megastorm, dan lain-lain hehehe
iya wajar sih, sumbar juga masih segaris dg aceh dan sering gempa,, pinggir samudera hindia pula.. pasti heboh juga kan waktu itu…
semoga segera ke Aceh Aul.. Film tema disaster emang ngeri2 seru sih ya. 2012 juga tuh contoh disaster ganas..
Sudah pernah main ke semua situs tsunami Aceh ini. Paling mengesankan memang di Museum Tsunami. Tapi yang membuat merinding justru kapal yang di Lampulo itu. Sumpah ngeri banget kalau inget kejadian aslinya. Eh, malah kalau main ke Singapura dan ngelihat Skypark Building di Marina, ingetnya juga kapal terapung di Lampulo ini. Hiks :'(
waduh,, malah jadi teringat kapal di atas rumah di lampulo ya
Tsunami kala itu bener2 bikin kaget seluruh negeri. Dampaknya juga sangat menyedihkan.
Kita belajar banyak dari itu..,
Dan Aceh, satu tempat yang pengen banget kukunjungi tapi belum kesampean sampe sekarang…
Iya,, bener2 sangat mengagetkan waktu itu..
Singgahlah di Aceh, alamnya juga tak kalah elok dengan sumatera lainnya kok
Artikelnya keren banget, jadi kita bisa tau keadaan Aceh saat ini.
Keep blogging, mas! 😀
thank you thank you..
Keep blogging juga mas Heri. :beer:
Semoga tak terjadi tsunami lagi ya, Mas..
Dari gempa Aceh dulu, dampaknya luar biasa ya.
Kalau bisa ke Aceh, pengen bisa merasakan shalat dimasjidnya, dan pengen masuk ke museum tsunaminya juga..
aamiin aamiin, semoga gak akan ada tsunami lagi..
Semoga bisa segera main ke Aceh mas Andi..
Jejak sejarah sunami aceh jadi tempat wisata iya mas.
Wah ak jadi kepengen lihat langsung.
Museum sunaminya 🙂
iyaa, buat semakin mengingatkan kita betapa mengerikannya tsunami itu..
Main2lah ke museum tsunami
sebagai negara pesisir dan berada jalur lempeng tektonik, memang sudah sewajarnya jika kita harus punya pengetahuan yang lebih baik tentang gempa, tsunami, dan bencana alam lainnya sehingga bisa lebih waspada dan tahu bagaimana cara meminimalisir kerugiannya saat bencana terjadi.
Aceh tetap memiliki keindahan yang selalu indah dipandang mata.
sebelum kejadian tsunami aceh, sepertinya kita kurang aware yah,, tapi sekarang udah lebih siap.. seperti contohnya di Padang, di tiap jalannya sudah ada tanda daerah aman dari tsunami kalau seandainya suatu saat terjadi, tapi semoga tidak
Semoga makin banyak hikmah yang bisa kita dapat dari peristiwa itu ya bang
aamiin aamiin,, semoga bro..
Aku aja pas denger rumahku di ulee lheue hancur rata ama tanah, dan semua penduduk sekitar itu bisa dibilang meninggal, lgs lemas mas. Seandainya aku masih di sana, apa bakal sama nasibnya seperti mereka.. Temen2 kuliah di unsyiah juga banyak yg hilang dan meninggal. Ada 1 temenku yg ditemukan meninggal dalam posisi memeluk anak kembarnya yg jg meninggal. Nangiiis banget denger kabar itu..
Ya ampun, sedih bgt sih … Semoga enggak kejadian kaya gitu lagi ya Allah, aamiin..
Pas kejadian Tsunami itu aku lagi ikutan Try Out sekolah, menjelang kelulusan… SMP.
Iya iya, SMA.
Dan kirain gempa biasa. Gak tahunya pas lihat di TV beberapa waktu kemudian, barulah ngeh. Inget betul, dulu pak menteri (lupa siapa) bilang, "pemulihan bangunan di Aceh setidaknya butuh 10 tahun" wow lama.
Museum Tsunami itu mesti banget didatangi. Semoga ada kesempatannya nanti. Amin.
beuh SMP, maunyaaa.. haha.. Wah berarti senior 2 angkatan pas SMA nih, si abang kelas 3, ane kelas 1..
Semoga bisa segera dapet kesempatan jelajah Aceh..
pas aku ke museum ada bapak2 lagi baca doa, aku ikutan terharu :(((
pasti dia kehilangan keluarganya
enggak kebayang dah dahsyatnya tsunami
kapal segede gaban gitu bisa nyasar ke pemukiman
iya,, ngeri yah…
bisa jadi, khusyuk bgt jadi ga berani gangguin nanya2
hmmm.. jd penasaran sama masjid Rahmatullah.. waktu ke Aceh ga sempet kesana…
di kunjungan berikutnya coba kesana deh, katanya, terkenalnya dengan nama masjid lampuuk karena berada di daerah lampuuk..
Jadi keingat tayangan di berita tv waktu tsunami… dahsyat banget.
Ya Allah, merinding lagi.. O_O
semoga enggak terjadi lagi, aamiin.
Bencananya benar-benar luar biasa tapi alhamdulillah Aceh mampu bangkit 😀
iyaa. dan semoga enggak terjadi lagi..
Aah.. Aceh.
Udah bertahun-tahun pengen traveling ke sini, apalagi cuma sebelahan provinsinya ama tempat tinggalku. Tapi sampe sekarang malah belum kesampean juga.
semoga di tahun 2020 ini kesampaian gan.. aamiin..
Salam sukses untuk semuanya dari batam
salam mas..
Wah, serasa nostalgia ya mengingat peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu, saya sempat percaya nggak percaya dengan kapal yang beratnya segitu bisa dengan mudahnya disapu tsunami. Untungnya ketegangan itu ditutup dengan keindahan pantai Lampuuk yang sungguh memanjakan mata
iya syok juga, kapal segede itu bisa keseret ke daratan, mana keseretnya jauh pula.. pantai lampuuk cantik bgt, apalagi kalau difoto pake kamera yang proper..
MasyaAllah luar biasa kekuasaan Allah, 🙁
kenapa jadi pengen ajak risa saraswati kesana ya 🙁
iya mbak,, luar biasa kekuasaan Allah..
Jatuh cinta sama aceh semenjak nonton Jalan Jalan Men Season 2. Ternyata asyik banget ya bro, semoga 2020 bisa kesana, hehehe
aamiin, semoga bisa kesampaian ke Aceh di tahun 2020 broo.
mantap reportasenya…
semoga tsunami tak terjadi di manapun….aamiin
aamiin, semoga tak terjadi tsunami lagi, di manapun..
Iya, kita hanyalah serpihan kecil di alam. Kalau Yang Maha Kuasa sudah berkehendak ya mau apa.
Masjid yang masih kokoh berdiri, bisa jadi pertanda kalau makhluk yang masih tersisa pasca bencana mesti kembali padaNya.
itulah kenapa kita gak boleh sombong, kita gak ada apa2nya di alam semesta..
Eh, rupanya aku pernah mampir di mari, udah komen pulak… 🙂