Menatap Lembah Harau Dari Ketinggian dan Menerobos Gua di Ngalau Seribu Harau

Apa yang kamu ketahui tentang lembah harau? Tebing-tebing tegak lurus yang menjulang tinggi? Beberapa air terjun cantik? Berfoto memakai hanbok dengan background pohon mati, tanah putih, dan bangunan beratap gonjong yang menghasilkan visual ala-ala di Korea? Atau minatur landmark dunia (howeeeek)? Ya, mungkin memang 4 hal itu yang sudah menjadi ciri khas utama lembah harau yang terletak di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Tetapi, lembah harau bukan hanya itu.. Ada sisi lain yang tak kalah cantik, sisi lain yang jarang dikunjungi orang, sisi lain yang antri mainstream. Ngalau Seribu Harau!!

harau valley
harau valley

Menuju Pesanggrahan Ngalau Seribu Harau

“Hayuk buruan,, udah telat nih, kita janjinya kan mulai pendakian jam 8.. ini udah jam 9”, saya mengingatkan teman-teman yang terlihat santai pagi itu. Suasana tentram di meliya homestay yang langsung berhadapan dengan salah satu tebing cantik lembah harau itu memang membuai.

Selepas membungkus nasi untuk bekal makan siang, kami pun bergegas menuju pesanggrahan ngalau seribu, yang jaraknya sekitar 6 km dari meliya homestay. Kami ditemani oleh Bang Kar, penghubung kami dengan Uwan Imas. Ketiadaan sinyal di pesanggrahan ngalau seribu mengharuskan kami untuk meminta tolong ke orang lain agar mengabari Uwan Imas tentang pendakian yang akan kami lakukan ke ngalau seribu harau.

Uwan Imas ini adalah pemilik pesanggrahan ngalau seribu sekaligus anak dari Atuk Suar. Sedangkan Atuk Suar sendiri konon adalah penemu ngalau seribu harau.

Uwan adalah kata lain dari Uda
Atuk adalah kata lain dari Datuk

pesanggrahan ngalau seribu harau
pesanggrahan ngalau seribu, kediaman Atuak Suar dan anaknya, Uwan Imas

Pesanggrahan ngalau seribu harau adalah titik awal pendakian menuju ngalau seribu harau. Tempat ini adalah kediaman Atuk Suar maupun Uwan Imas, yang dilengkapi dengan 2 kamar untuk para backpacker yang ingin menginap di sini. Suasananya asri, dengan dikelilingi persawahan yang diisi dengan ikan-ikan air tawar, dan juga pemandangan tebing-tebing lembah harau di sekelilingnya.

guide ngalau seribu harau
bersama Atuak Suar dan Uwan Imas

Mendaki menuju area ngalau seribu harau tak bisa sembarangan, kita harus memakai jasa pemandu. Tak adanya petunjuk arah dan adanya banyak cabang jalan di hutan dapat membuat siapapun yang berkelana tanpa pemandu akan tersesat.

Dalam perjalanan ini, kami ditemani oleh Uwan Imas. Beliau sudah berusia 60 tahun, tapi fisiknya masih sangat kuat dalam menjelajah hutan harau ini. Malah, terkadang beliau bisa 2x PP dalam sehari.

Biaya guidenya IDR 50K/orang . Makan dan minum bawa sendiri. Jangan lupa bawain juga buat guidenya

biaya ke ngalau seribu harau
biaya ke ngalau seribu harau lembah harau

Kaki terus melangkah melawan gravitasi. Semakin jauh, semakin terjal pula medan yang kami lalui. Kami beberapa kali berhenti untuk mengatur detak jantung. Fiuuh, perjalanan kali ini sungguh melelahkan.

trekking ke ngalau seribu harau
medan yang berat dan terjal menuju ngalau seribu harau

Sayup-sayup terdengar bunyi gerombolan siamang, primata yang mendiami kawasan hutan lembah harau. Semakin lama semakin kencang teriakannya. Riuh rendah bunyinya, saya mencoba meniru suara mereka sekencang-kencangnya. Gerombolan siamang itu seakan membalas panggilan saya.

Cerita lain tentang perjalanan ke lembah harau (klik di sini)

Berbagai bunyi-bunyian alam yang menentramkan terus terdengar sepanjang perjalanan menuju ngalau seribu harau. Desiran angin yang menerpa dedaunan, burung-burung yang riang bernyanyi, serangga yang bersahut-sahutan, bahkan suara babi hutan di semak-semak pun tak mau ketinggalan menyambut perjalanan kami.

Saksikan perjalanan trekking menuju tebing harau dan ngalau seribu di youtube channel Traveler Paruh Waktu

Uwan Imas tak hanya mengantarkan kami menuju ngalau seribu harau dan puncak panorama tebing harau. Lebih dari itu, beliau beberapa kali berhenti dan menjelaskan kepada kami berbagai jenis tanaman yang dijumpai di perjalanan. Tanaman gambir, kantung semar, pasak bumi, dan ransam adalah beberapa contohnya. Untuk yang terakhir disebut, beliau juga mengajarkan kami bagaimana memanfaatkan tanaman ransam tersebut untuk dijadikan gelang.

Jelajah Ngalau Seribu Harau

Setelah berjalan selama kira-kira 2 jam 30 menit, akhirnya kami sampai di mulut gua pertama ngalau seribu harau. Kebetulan jam makan siang telah tiba, kami pun menyantap nasi bungkus yang telah kami bawa.

Uniknya, di gua pertama ini, banyak potongan-potongan batu yang bisa kita jadikan meja dan kursi makan. Aliran air segar pun muncul dari balik celah-celah gua, sehingga bisa kita gunakan untuk mengisi botol minuman kita yang mulai kosong.

ngalau adalah bahasa minang yang artinya gua

ngalau seribu harau payakumbuh
ngalau seribu

Gua-gua di sini tidak terlalu besar, tapi jumlahnya banyak. Ingin saya jelajahi seluruh gua di sini, tapi waktu yang terbatas membatasi hasrat ini. Pun begitu, beberapa variasi gua yang unik sudah cukup menyegarkan pikiran kami.

Kami memasuki gua yang di ujungnya terdapat ayunan, memasuki gua dengan dinding berwarna-warni, melewati gua kelelawar, berhenti di mulut gua yang gelap gulita yang panjangnya ratusan meter, menjelajah gua unik yang di dalamnya terdapat batu mirip badak dan akar tanaman yang bentuknya tangan manusia yang seolah-olah menyangga bebatuan.

ngalau seribu harau
gua di ngalau seribu harau

Tampak sisa-sisa sarang madu berserakan di bawah sebuah pohon. “2 minggu lalu Uwan lewat sini dan ada beruang madu yang sedang memakan madu”, Uwan Imas bercerita tentang pengalamannya bertemu beruang madu.

Memang di hutan harau ini masih terdapat berbagai hewan liar, seperti monyet, siamang, tapir, babi hutan, berbagai jenis burung, rusa, beruang madu, dan bahkan si raja rimba, harimau sumatera.”Beberapa waktu lalu Uwan juga liat ada tapir di sekitar sini”, ujarnya lagi.

gambar ngalau seribu harau
sudut gua lain di ngalau seribu harau

Sebagai pecinta Natgeo Wild dan Animal Planet, tentu cerita Uwan tersebut membuat saya semangat dan menengok ke kanan kiri siapa tahu bisa menjumpai salah satu dari hewan liar yang ada di sini, walau hasilnya nihil. Bahkan sebetulnya saya sangat penasaran dengan salah satu gua yang kata Uwan, menjadi tempat tinggal hewan buas yang bisa jadi adalah Panthera Tigris Sumatrae alias harimau sumatera.

Tapi impian hanya tinggal impian, jaraknya jauh dan berbahaya untuk menuju ke sana. Kalaupun memang itu adalah harimau, entah itu adalah harimau beneran atau harimau “inyiak”, harimau jadi-jadian yang merupakan makhluk keramat di rimba minangkabau. #Tiba-tiba merinding..

#faktamenarik ngalau seribu harau ini dulunya digunakan oleh para pria sekitar harau untuk bersembunyi dari kejaran PKI.

Indahnya Lembah Harau Dari Atas Bukit

Mentari terus bergerak ke arah barat. Kami tak bisa berlama-lama lagi di kawasan ngalau seribu harau. Langkah kaki menyusuri jalanan setapak, menembus semak-semak, bergesekan dengan ilalang yang menyisakan goresan di kaki. Kami berjalan terus, dan akhirnya tiba di panorama 2 tebing harau dengan pemandangan bukit barisan yang memanjang.

panorama lembah harau dari ketinggian
panorama 2 tebing harau

Hanya sebentar kami berhenti di sini dan melanjutkan menuju panorama 1.

WHOAAAAAAA!!!! Indah Banget!!!!!!!!

lembah harau dilihat dari atas
lembah harau nan elok

Mulut menganga dan mata tak berkedip saat indra ini menangkap apa yang terhampar di depan mata. “Gila!! Gue di puncak tebing harau nih????”

Selama 2 ,5 tahun tinggal di Sumatera Barat, sejak awal selalu bermimpi untuk menikmati lembah harau dari puncak tebing/bukitnya, dan akhirnya hari ini semuanya terwujud!! Dan benar-benar takjub melihat pemandangan di depan mata. Penantian panjang ini telah berakhir, akhirnya saya bisa memandang ke bawah, ke arah lembah harau, yang biasanya saya di lembah dan memandang ke atas, ke puncak tebing.

lembah harau sumbar
indahnya lembah harau dilihat dari atas tebingnya

Sungguh indah pemandangan yang saya lihat dari puncak ini. Tapi sayang, langit tak begitu cerah, awan putih telah menutupi setiap ujung jauh di belakang perbukitan. Kalau kami datang lebih pagi, mungkin langit masih sedang biru-birunya sehingga gunung marapi, gunung singgalang, serta gunung sago akan terlihat jelas dari tebing ini. Dengan pemandangan seperti itu, tentunya panorama dari tebing ini akan lebih indah.

gambar lembah harau
favoritku, kamu dan alam

Saya pandangi lembah di bawah, hijau oleh areal persawahan. Di sekelilingnya, tebing-tebing dan perbukitan mengurungnya.

Menurut beberapa literatur yang saya baca di internet, secara geologi, lembah harau awal mulanya adalah lautan, dibuktikan dengan adanya fosil-fosil hewan laut di tebing-tebingnya. Lalu, terdapat tanah yang terangkat terus-menerus sampai membentuk tebing yang sekarang tingginya di atas 100 meter. Tentunya proses tersebut berlangsung beratus atau beribu tahun lamanya.

lembah harau 2019
teman jalan kali ini. Ayu, Bang Gipson, Uwan Imas, Irfan, Eka, Dany

Nah, biasanya, selain hasil kajian dari para ilmuwan, ada juga versi cerita rakyat untuk hal-hal unik di suatu daerah, begitu juga lembah harau ini. Di masyarakat sekitar lembah harau, terdapat sebuah cerita legenda tentang Puti Sari Banilai.

Alkisah, di daerah harau ini awalnya adalah sebuah danau. Pada suatu waktu, jatuhlah mainan dari anak Puti Sari Banilai ke dalam danau tersebut. Puti Sari Banilai lalu meminta kepada Tuhan untuk mengeringkan danau tersebut sehingga mainan anaknya dapat diambil. Tuhan pun mengabulkan permintaannya, danau itu akhirnya kering. Tetapi, ada konsekuensi yang harus diambil oleh Puti Sari Banilai, yakni dia harus menjadi batu. Begitulah legenda terbentuknya lembah harau seperti yang diceritakan oleh Uwan Imas.

foto lembah harau
gelang yang kami buat

Sejuknya Mandi di Sarasah Murai

Lelah menyapa sekujur tubuh setelah kembali dari puncak tebing harau. Kami sejenak beristirahat di pesanggrahan ngalau seribu sekaligus memberi salam kepada sang Ilahi. Segelas teh hangat dan permainan musik talempong oleh Uwan Imas membunuh lelah sore itu. Tenaga sudah pulih, saatnya menuju destinasi terakhir, sarasah murai.

Sarasah adalah bahasa minang yang artinya air terjun

Akses jalan tanah yang berlumpur sedikit menyulitkan walau akhirnya bisa kami lalui dengan baik. Jarak menuju area parkir di sarasah murai sekitar 2 km dari pesanggrahan. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki beberapa ratus meter.

sarasah murai harau
sarasah murai lembah harau serasa air terjun pribadi

Sunyi, hanya kelompok kami dan seekor anak kucing yang datang. Jadilah air terjun di lembah harau ini menjadi seperti air terjun pribadi kami.

Tak seperti air terjun lainnya di kawasan lembah harau yang mengering karena hujan tak kunjung tiba, sarasah murai ini masih dialiri oleh air walau tak terlalu deras. Mungkin karena hutan di sini masih sangat lebat. Di sebelah air terjun terdapat gua yang tak berani kami masuki.

sarasah murai lembah harau
segarnya mandi di sarasah murai

Lalu kenapa namanya Murai? Uwan Imas pun menjelaskan kalau dulunya, banyak sekali burung murai di sekitar air terjun ini. Namun sekarang populasinya sudah jauh berkurang, mungkin disebabkan karena kehilangan habitat dan perburuan 🙁 ..

air terjun sarasah murai
air terjun ngalau seribu

Mandi di air terjun ini sungguh menyegarkan. Rasa-rasanya semua peluh yang menempel di badan lenyap tersapu oleh derasnya air yang jatuh dari tebing harau ini.

Total perjalanan hari ini sekitar 6 jam. Badan terasa pegal dan lelah, tapi semua itu terbayar dengan serunya keluar masuk gua-gua unik di ngalau seribu harau, mendengar suara-suara alam yang merdu, belajar membuat gelang dari tanaman ransam, melihat berbagai flora, memandang indahnya lembah harau dan tebing-tebingnya yang gagah dari ketinggian, bermain alat musik saluang, bermain alat musik talempong, mandi di air terjun, dan segudang keseruan-keseruan lainnya.

——————–
Berkunjung September 2018
-Traveler Paruh Waktu

 

 

 

Travel Blogger Indonesia. Traveler Paruh Waktu. 100% sundanese. ASN pengagum Ibu Pertiwi, terutama akan keindahan alamnya. Suka bertualang, suka bercerita, suka membuat video.

Related Posts

73 Responses
  1. Waah keren ya … tebing Lembah Harau dilihat dari ketinggian, bentuknya melingkar sempurna membentuk cekungan raksasa.

    Punya channel youtube juga, mas ?.
    Nama channelnya apa ?.

  2. lembah harau baru denger saya..
    asyik banget bisa travelling rame-rame..terus homestay di persanggahan ngalau. sederhana sih tapi terasa sejuk daerahnya. sekeliling pemandangannya gunung dan hutan.
    petualang sejati ya mas.. hehe
    foto-foto di gua dan menanjak tebing yang jalannanya masih susah, perjuangan banget ya tapi terbayar sama keindahan dalam gua dan air terjun yang indah.

    1. sepi banget,, mayoritas yang trekking kesini tu bule2.. orang indonesianya jarang..

      maksimal mungkin bisa 3 orang 1 kamar,, ada 2 kamar disini.. tapi aku sendiri nginapnya bukan disini..

  3. Buset dah, komplit banget bang; ada gua, air terjun, sama spot panoramanya…

    Yang jelas pemandangan di Lembah Harau-nya keren banget..
    Hanya liat pemandangan dari sini aja bisa takjub, apalagi kalau langsung…

    Kalau baca" seputar Sumatra pasti jadi inget pas ke Kerinci 2015 silam..
    Cuma itu satu-satunya perjalanan saia di Sumatra.. hoho

  4. Atrasina Adlina

    belum kesampaian euy lihat kampung halaman Datuk saya di Sulit Air. Semoga suatu saat bisa main ke Padang dalam rangka silaturahmi dan jalan-jalan. 🙂

  5. Mauliddin Moko

    Ternyata memang benar ya, daerah sekitar Padang, Sumatra Barat itu destinasi wisata alamnya keren2. Pingin banget berkeliling menghabiskan waktu 2 minggu di sana, tapi masih belum kesampaian

  6. Sebuah kendala ketika jalan bareng dengan orang banyak : MOLOR. Wkwkwk. Makanya, sekarang kalau saya ada janji jalan-jalan dengan teman, kadang sengaja waktu janjian tak buat 30 menit lebih awal, mas. Biar mereka juga datengnya bisa lebih cepet. Harapannya. Ending-endingnya juga sama aja, ding.

    Kalau denger suara serangga atau burung di hutan begitu, rasanya memang adem. Tapi kalau udah ketemu hewan buas, macam beruang atau macam, saya malah nggak berani. Takut.

  7. Rasanya agak nyesel gimana gitu, kalau sudah trekking, capek jalan eh cuaca nggak mendukung. Aku pernah mengalami kek gitu, kemudian pasrah sama yang bikin cuaca.

  8. cantiiiik banget pemandangan dr atasnya…. kalo aku ke sumbar lg, aku pgn menuju puncaknya juga mas :)… Baca ini, jd tau kalo lembah harau dulu ya ditutupi lautan.. ga kebayang sih yaaa seperti apa dulu saat masih berupa lautan.. walo medan kesananya berat, tapi rasa2nya, aku ga keberatan sih kalo memang bisa melihat pemandangan secakep ini 🙂

    1. kabarin aja kalau ke sumbar.. siapa tahu aku bisa nemenin trekking atau setidaknya ngasi tau ke guidenya.. hehe.. siapin aja minuman, cemilan dan makan siang biar energi tetap terjaga hihi

  9. wow wow wow viewnya gilakk dari atas, keren banget, aku baru tau nih kalo ada tempat yg bisa liat lembah harau dari ketinggian. Mantulll bangett, mau mau ahh kesini hehehe

  10. waaaaw kereeen masih sepi juga, kayaknya belum jadi tempat wisata ala instagramable yaa jadi belum banyak wisatawan lokal kesana, homestaynya keliatan bersahabat dengan alam, mudah-mudahan punya kesempatan bisa kesana sekaligus nyebrang ke mentawai, amiiin

    1. iya blm hits di kalangan anak IG bahkan anak2 IG sumbar.. soalnya banyak yang ga tau dan mgkin yg tau pun males trekking2 ahaha..

      aamiin. semoga terwujud,, mentawai juga kece tuh kak pantai2nya..

  11. Gotravelly

    Lembah Harau 2 tahun yang lalu bikin mupeng kesana, sayang banget saya maish tinggal diluar negeri waktu itu,. Sekarang dah balik ke Indonesia, whiclits lembah harau dan beebrapa wisata di Sumatera pingin banget dikunjungi.

  12. Petualangannya seru, bro! Aku malah baru tau lho Lembah Harau identik sama hanbok. Kok gitu, ya? Harusnya kan pake baju adat minang aja biar keliatan kayak di Sumbar, bukan Korea 🙂

    Asyik ya kalau main di air terjun sendiri, mau bugil juga bisa xD

    1. jadi ada spot pesantren yg katanya mirip bangunan korea, lalu ada pohon mati dan tanahnya warna putih, jadi kalau digabung jadi ala-ala korea gitu katanya,, nah terus ada yg nyewain hanbok dan ternyata booming di kalangan wisatawan sumbar dan riau ahaha..

  13. Sayang sekali ya tidak disebutkan kira-kira bayar berapa itu sama pemandunya.
    Terus itu gua sayang sekali tidak bisa dijelajahi semuanya.
    Kalau dilihat dari struktur alamnya bisa jadi, awal mulanya adalah danau. Legenda yang unik.

    1. sebenernya pengen jelajahin semua bagian guanya tapi yang lain pada takut karena konon di gua terjauh masih ada harimaunya ahaha..

      itu guidenya dibayar 50K per orang, lupa ditulis di blog

      1. Agatha

        ada biaya tambahan lainnya ga bang?
        misalnya tiket masuk, biaya parkir, dll. Minggu depan rencana mau ke Payakumbuh, nih. hehe

  14. Esther Ariesta-Rantanen

    Pemandangannya menakjubkan sekali mas Bara. Mudah-mudahan bisa jalan-jalan ke sana sama suami pas pulang ke Indonesia.

  15. Paling suka liat yang hijau seperti ini, ah kangen main di alam. Ini lengkap banget asli, terlebih kalau bisa kesana langsung. Duh..
    Pemandangan alamnya sungguh alami dan masih asri.

    Btw, mas kenapa ya aku lihat balesan komen d.atas dan selalu ada semacam logo atau icon tanda seru gitu. Atau emang cuma aku aja yang lihat ya 🙂

    1. iya keindahan alamnya komplit deh pokoknya disini hehe..

      oh itu sebenernya emoticon,, di laptopku juga jadi tanda seru, tapi kalau buka di hp keliatan emoticonnya,, ga tau jg kenapa bisa gitu ya,, pdhl dulu enggak..

  16. Sumatra Barat itu selalu memukau ya. Saya suka dengan alam dan budayanya, eksotis. Dan ternyata Lembah harau baik dari bawah atau dari atas beneran kece bangeeeeet. Mahakarya Gusti yang sempurnaaa.

    1. saya pun,, begitu pindah ke Sumatera Barat, langsung terpesona dengan keindahan alamnya.. di sini lengkap deh pilihan wisata alamnya,, ditambah juga dengan budaya dan kulinernya..

  17. Astaga seriusan ke atas tebingnya?
    Terniat -_________-

    Aku dan saudara2 mah cuma berani ngeliat dari bawah sih
    Udah gamang duluan hahahaha

    Sering kesana mentok di lembah nya, enggak berani ke bukit dan jurangnya, aplaagi goa nya. anaknya gampang merinding bang hahaha

  18. Ekspresi pas liat foto ke-10 —–> :O

    Selera sih ya sebenarnya, tapi entah kenapa saya lebih suka tempat wisata alam yang ‘alami’ dan ga banyak ‘didandanin sampe cemong’.

    Jadi ya, saya langsung bisa memahami makna kata ‘howeeeek’ di baris ke empat tulisan ini, hahahhaha…

    1. saya juga lebih suka yg alami.. tapi sepertinya pasarnya lebih banyak yg sudah dimacem2in untuk spot foto ala-ala,, dan di sana juga kan org2 cari duit sih, bisa dipahami. Apalagi tanah2 di lembah harau banyak yg dimiliki dan dikelola perorangan (bukan pemerintah) jadi ya konsepnya ngga teratur. untungnya masih ada sisi lembah harau yg dekat ngalau seribu ini, yg masih alami.. tapi ngga tau ke depannya ya apakah bakalan tetap alami seperti ini atau nggak..

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.