Pantai Tanjung Bira telah lama menjadi destinasi incaran saya, tak lama semenjak saya menyukai pantai tahun 2011. Berbagai gambar tentang kecantikan pantai tanjung bira terpatri dalam benak saya. Cantik sekali, dengan 3 gradasi warna air laut dan dibatasi sebuah tebing karang.
Di tahun 2019, saya baru bisa merealisasikan berkunjung ke Tanjung Bira. Kunjungan ini termasuk dalam rangkaian perjalanan saya menjelajah Pulau Sulawesi selama sebulan.
Selepas bertualang di bumi Anoa, saya menyeberang ke Sulawesi Selatan. Bajoe adalah tempat saya bersandar.. Dari sini, perjalanan berlanjut ke Tanjung Bira.
Perjalanan dari Bajoe ke Tanjung Bira cukup menguras tenaga. 180 km telah dilewati dan akhirnya saya sampai di gerbang kedatangan Tanjung Bira.
Review Singkat Riswan Guest House
Setelah keluar masuk penginapan di sekitaran Pantai Bira, saya menetapkan pilihan untuk menginap di Riswan Guest House.
Seorang ibu menyambut dengan ramah. Kami terlibat perbincangan tentang harga dan fasilitas yang didapat. Setelah deal, saya langsung diantar menuju kamar.
Dengan tarif Rp150.000, fasilitas yang saya dapat adalah kipas angin, televisi dan kamar mandi dalam. Tapi harga tersebut tidak termasuk sarapan. Dengan tambahan Rp10.000, saya mendapatkan sarapan nasi goreng + telor yang rasanya yaaaa, B aja.
Di kamar tersedia AC, hanya saja remote-nya diambil oleh pemilik. Tapi kalau kamu ingin tidur pakai AC, kamu harus membayar lebih sebesar Rp50.000.
Yang patut disayangkan, colokan listrik cuma 1 dan itu pun dipakai untuk kipas angin. Untungnya saya bawa colokan tee dari rumah.
Untuk masalah pelayanan patut diacungi jempol. Ketika saya bertanya tentang jalan menuju Pantai Bara, Pak Riswan selaku pemilik guest house langsung ambil kertas dan pena kemudian membuat peta sederhana yang mengarahkan ke pantai bara. Ahaha.. Sebenarnya saya sudah lihat peta di gmaps, bertanya untuk memastikan. Ternyata respon yang saya terima melebihi ekspektasi. Terimakasih pak, 🙂 ..
Masih Seindah Dulu-kah Pantai Tanjung Bira??
Jarak dari penginapan menuju anjungan tanjung bira sangat dekat, sekitar 100-150 meter saja. Cukup berjalan kaki sebentar, saya tiba di anjungan pantai tanjung bira.
Hanya sedikit sekali foto yang saya ambil di Pantai Bira. Jika ingin melihat visual Pantai Bira lebih banyak, sila tonton video ini:
Saya sampai di anjungan, melihat sekeliling. Walaupun baru pertama kali ke sini, pemandangan yang terpampang di depan mata sangat familiar bagi saya. Dari anjungan ini lah, foto-foto yang banyak beredar di internet diambil. Saya tersenyum, akhirnya saya bisa melihat langsung tempat yang telah lama saya impikan untuk disinggahi.
Hanya saja, kondisinya sekarang tidak sama dengan foto-foto yang banyak beredar dan ikonik itu. Di ujung sana, terdapat sebuah jetty, menutupi tebing yang menjadi ciri khas Tanjung Bira. Lalu di tepiannya, tebing karang sudah tertutup anjungan beton. Satu lagi yang saya sayangkan adalah adanya landmard tulisan Tanjung Bira dengan corak warna-warni. Menurut saya itu merusak keindahan Pantai Bira. Sayang sekali..
Di sisi yang berbeda, terlihat pantai yang lebar dan memanjang. Pasir pantainya terlihat putih bersih. Di pinggirannya, warung makan dan toko cenderamata berjejer..
Di sisi jauh, terlihat Pantai Bara. Ya, Pantai Bara masih satu garis pantai dengan Pantai Bira. Keduanya masih berada di Kawasan Tanjung Bira.
Sunrise dan Sunset di Tanjung Bira
Tanjung Bira ini adalah tempat yang unik.. Di ujung Sulawesi Selatan ini, kita bisa menikmati sunrise dan sunset sekaligus. Saya sudah membuktikannya sendiri..
Di Tanjung Bira terdapat beberapa spot untuk menikmati sunrise dan sunset. Untuk spot sunrise misalnya di titik nol Sulawesi Selatan dan di dermaga bira. Kalau sunset tak perlu jauh-jauh, cukup di anjungan tanjung bira.
Spot sunrise yang saya datangi adalah titik nol Sulawesi Selatan. Lokasinya cukup terpencil dan melewati hutan, bahkan saya dihadang belasan babi hutan.. Pas sampai sana pun saya sudah terlambat menyaksikan matahari terbit, ahaha.. Next time kalau mau ke sana sebaiknya rame-rame. Kalau sendirian, lebih baik berburu sunrise di dekat pemukiman, seperti di dermaga bira contohnya.
Sedangkan untuk sunset, 2 hari saya berburu sunset di sana semuanya saya lakukan di anjungan tanjung bira. Hari pertama, sunset tak begitu bagus karena tertutup awan. Tapi di hari kedua, saya menyaksikan sunset yang indah. 🙂
Tempat Wisata Lainnya di Tanjung Bira
Walaupun menurut saya Pantai Bira tak lagi terlihat secantik di foto-foto yang beredar karena ada anjungan beton (di samping di google terlalu over editnya), tapi di Tanjung Bira sendiri masih banyak keindahan lainnya. Sebut saja yang sudah saya kunjungi yaitu Tebing Apparalang, Pantai Bara, Tana Beru, juga Titik Nol Sulawesi Selatan. Belum lagi pantai dan tempat lainnya yang belum sempat saya kunjungi. Semoga tempat-tempat yang lain itu tetap lestari dan natural, tanpa ada hiasan-hiasan yang justru merusak kecantikannya..
Baca juga artikel tentang destinasi lainnya di Tanjung Bira:
Cerita Perjalanan ke Tana Beru
Cerita Perjalanan ke Titik Nol Sulawesi Selatan
Cerita Perjalanan ke Tebing Apparalang
Cerita Perjalanan ke Pantai Bara
***
Traveler Paruh Waktu
Gilaaa sunsetnya uwwww. btw maraknya landmark dg tulisan warna warni emg bikin nggak asri, ngerusak keindahan menurutku. Huhu
Semoga suatu saat bisa menjelajah Pantai Bira dan berburu sunset di titik 0 km sulsel. Uw
Btw, makasih mas Bara. Udah diajak jalan2 melalui tulisan ini, dr kemarin kebanyakan blogger bahasnya kororo mulu
iyaa,, semoga tren landmark warna-warni ini segera menghilang, begitu juga covid-19 aamiin..
semoga bisa berkunjung ke sini yaa Ella.. mumpung lagi wfh nih jadi rajin kelarin tulisan2 yg perjalanannya udah dilakukan sebelum kororo.. 😀
Sunsetnya cakep banget Mas, jadi ngebayangin duduk berdua di pinggir pantai liatin sunset.
yg penting berduanya sm pasangan sendiri, jangan sama pasangan orang wkwk
Kadang saya juga suka heran sendiri mendapati betapa baiknya orang-orang di tempat-tempat yang saya lewati. Kita cuma tanya satu, mereka menjelaskan panjang lebar, seperti pas Bung Bara bertanya arah itu.
Mengganggu juga, ya, ternyata tulisan Tanjung Bira itu. Kayak signage di Bromo yang saya lihat di postingan-postingan blog. Jadi ironis sekarang, sih. Kalau nggak salah, signage seperti ini jadi populer sejak signage di Amsterdam yang “Iam”sterdam itu ada. Sekarang, setelah signage ikonis di Amsterdam itu sudah dibongkar sejak akhir 2018, tempat-tempat di Indonesia malah jadi pada “didekorasi” dengan itu.
Btw, foto sunsetnya syahdu, Bung!
Iya ya,, beruntung sekali saat kita jauh dari rumah, banyak orang2 baik di sekitar yang sigap membantu kita, more than we expect..
iya kalau menurut saya juga mengganggu, kaya mengurangi sisi naturalnya, padahal untuk wisata alam seperti ini kan yg ditonjolkan sisi naturalnya..
wah thanks bung.. sunset di timur gak pernah failed 🙂
Tulisan TANJUNG BIRA warna-warni itu memang mengganggu, tapi masih better daripada hiasan love love yang sering saya lihat di foto-foto tempat wisata lainnya 😀 itu lho, semacam insta background atau apalah namanya yang menurut saya jadi merusak pemandangan asli tempat wisatanya :\
By the way, saya baru tau ada guesthouse yang kalau mau pakai AC harus bayar biaya tambahan 😀 lumayan ya si owner cari untungnya hihihi ~ apa mungkin sayanya yang mainnya kurang jauh, ya? :))
Psst, foto sunset yang terakhir itu indaaaah 😀 mas Bara sukses mengabadikannya.
kalau hiasan love love-an itu udah taraf akut tingkat mengganggunya ,, semoga aja di bira nggak keterusan sampai ada love2 gitu hihi.. iya, kalau wisata alam sebaiknya hindari hal2 kaya gitu karena yg ditonjolkan kan keindahan alamnyaa…
mbak bukan mainnya kurang jauh, tapi terlalu jauh dan ngelangkahin yg deket2 wkwk..
terimakasih mbak,, sunset di sana emang selalu indah..
Dulu sama teman-teman niatnya eksplor Tanjung Bira saja. Eh, sama teman Makassar yang ikut jadi pemandu, malah dibuat betah-betahin di Pantai Bara 😀
Warna lautnya bikin betah!
klo ada yg bisa memandu sih enak ya, bisa nunjukin tmpt2 yg kita awalnya ga tau..
Duh sunsetnyaaa astaga. Terakhir liat gitu kayaknya pas ke pulau seribu aja deh. :p
Anyway, jetty itu apa sih kaks?
pulau seribu juga bagus tuh..
jetty itu dermaga ..
Pantainya masih asri banget.
Kalau pergi ke tempat-tempat cakep begini sih, urusan nginep nggk perlu mahal-mahal dan bagus-bagus amat, karena seharian aktivitasnya pasti di luar ruangan terus 😀
bener, kalau lagi jelajah alam gini, seharian ngider outdoor,, penginapan secukupnya aja, yg penting bisa rebahin badan di kasur 😀
Wah, kayaknya masih bagus banget ya Pantai Tanjung Biru. Pertama dan terakhir ke sana di tahun 2014. Kepingin banget bisa balik lagi! 😀
wah udah 6 tahun lalu, ada beberapa hal yg berbeda pastinya tuh 😀
Pengambilan gambar yang caption titik nol sulawesi selatan, entah kenapa saya menyukai gambar-gambar yang demikian, haha.. Ajiib emang. Oiya untuk sunset saya sendiri lebih tertarik ke sunrise bg. Zaman sekarang emang dimudahkan dengan google maps tetapi bertanya kepada orang lebih menjadikan kita mengetahui karakter orang disana, unik, dan terkadang penuh misteri.
sunrise sebenarnya memang lebih menggoda, sayang perjuangannya jauh lebih berat, jauuuh hahaha.. setelah liat google maps, lalu bertanya ke penduduk lokal biasanya nanti dapat info-info lain lagi yang ngga disampaikan di google maps..
wishlist kesini yang belum kesampaian
aku liat poto-poto Tanjung Bira, cantiknya wow banget, penasaran banget pokoknya bisa liat langsung
masih penasaran atau udah ke sana nih tahun lalu? 😀