Zaman dahulu kala, terdapat seorang putri yang tinggal di sebuah pulau cantik. Putri itu bernama Putri Naga. Putri Naga melahirkan bayi kembar hasil pernikahannya dengan Majo. Bayi kembar itu bernama Gerong (laki-laki) dan Orah (perempuan). Gerong tinggal bersama dengan masyarakat lainnya. Sedangkan Orah dilepaskan di hutan. Suatu saat, Gerong pergi berburu rusa. Malangnya, rusa yang ia dapatkan diambil oleh seekor kadal raksasa. Gerong geram dan ingin membunuh kadal itu. Tiba-tiba, muncul Putri Naga. Putri Naga memberi tahu Gerong bahwa kadal raksasa itu adalah saudari kembarnya. Itulah sepenggal kisah tentang legenda asal usul munculnya komodo atau yang oleh penduduk setempat dipanggil Orah. Saat ini, komodo dapat dijumpai di pulau komodo dan pulau rinca NTT.
“Mas, nanti tugas sama Pak Zen ke Manggarai Barat 10 hari yah”
Ucapan bos sangat saya nanti-nantikan setelah setahun berlabuh di Kupang, NTT, akhirnya terdengar juga di telinga (sumringah mode on).
Memang apa yang menarik dari Manggarai Barat? Oke, jadi Manggarai Barat itu adalah nama sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di pulau Flores. Manggarai Barat beribu kota Labuan Bajo, yang merupakan pintu gerbang menuju Taman Nasional Komodo.
Memang sejak beberapa tahun terakhir, Kepulauan Komodo sedang naik daun, apalagi setelah dinobatkan menjadi salah satu dari “Seven Wonder of Nature”. Kepulauan Komodo tidak hanya menawarkan hewan purba satu-satunya di dunia, komodo. Lebih dari itu, di sana juga terkenal akan keindahan bawah lautnya yang berkelas dunia, pulau-pulau kecil yang indah lengkap dengan berbagai resort, serta pemandangan alam eksotis lainnya.
Cerita perjalanan sebelumnya : Get Lost di Kepala Burung Pulau Alor (klik di sini)
Belum berangkat ke Manggarai Barat pun, udah terbayang gimana cantiknya dunia bawah laut di sana. Pasir yang lembut, pulau-pulau cantik, the mighty komodo dragon, aah gak sabar..
Hari penugasan telah tiba, saya berangkat berdua dengan Pak Zen dari Kupang ke Labuan Bajo. Perjalanan menggunakan pesawat baling-baling, entah Wings Air atau Trans Nusa, lupa euy..
Sesampainya di Labuan Bajo, kami menginap di salah satu hotel seharga Rp300.000/malam (2012). Fasilitasnya standar saja. Spring bed, AC, kamar mandi, air minum, dan sarapan.
Perjalanan Mengarungi Taman Nasional Komodo, Dimulai!
Setelah beberapa hari bekerja, akhirnya weekend datang. Waktu itu di hari Sabtu, saya merencanakan menjelajah taman nasional kepulauan komodo dengan Pak Zen dan Augus. Kebetulan Augus ternyata sedang mendapat penugasan di Labuan Bajo juga bareng Angga. Mereka teman sekantor dengan saya dan Pak Zen, hanya saja berbeda bidang. Angga memutuskan untuk tetap tinggal di hotel karena sebelumnya udah pernah ke Kepulauan Komodo dan tak tertarik untuk kembali. Yaaa susah kalau dasarnya bukan traveler mah hihi..
Berbekal info dari Angga, kami mendapatkan contact pemilik kapal wisata ke taman nasional kepulauan komodo. Setelah mendapat kesepakatan harga, akhirnya kami janjian untuk bertemu di dermaga keesokan harinya. Oya, waktu itu biaya untuk sewa satu kapal seharian sebesar Rp1.000.000,00.
Jam 6 pagi, kami bertiga sudah tiba di pelabuhan. Nakhoda dan ABK pun sudah menanti. Kapal pun berangkat dari pelabuhan di Labuan Bajo. Kami berangkat berlima, saya, Pak Zen, Augus, kapten kapal, dan 1 ABK.
Rute yang akan disinggahi hari itu sesuai kesepakatan adalah Pulau Rinca, Pulau Kanawa, dan Pulau Bidadari, seharian full guys. One Day Trip.. Kapal yang kami tumpangi adalah kapal kayu kecil yang hanya sanggup membawa maksimal sekitar 15 orang.
Dalam perjalanan menuju pulau rinca, pemandangan indah nan unik selalu menemani. Pemandangan di sini terlihat asing, seperti bukan di Indonesia.
Sepengalaman saya, saya enggak pernah menjumpai pemandangan seperti ini di tempat lain. Bahkan dengan daratan Flores pun berbeda.. Bukit Flores subur dipenuhi pepohonan hijau, sedangkan bukit-bukit di kepulauan komodo tandus tertutup rerumputan yang berwarna kecoklatan..
Perjalanan 2 jam telah ditempuh dan sampailah kami di Pulau Rinca. Jantung semakin berdegup kencang karena sadar akan berjumpa dengan komodo di alam liar. Sebelumnya udah sih ketemu komodo, tapi di kebun binatang dan terlindung pembatas. Nah ini, alam liar bro!! Yang ditakutkan adalah bila komodo menggigit kita yang bisa berakibat fatal. Gigitan komodo meninggalkan bakteri dan bisa sehingga luka si korban ngga bisa kering.
Sampai di pulau Rinca, kami disambut dengan pintu kedatangan bertuliskan Loh Buaya.. Buaya di sini maksudnya Komodo, penduduk sekitar banyak yang menyamakan komodo dengan buaya..
Setelah membayar tiket masuk (duh lupa harganya berapa), dimulailah petualangan kami yang dipandu oleh seorang ranger. Sang ranger menawarkan pilihan apakah mau trek hutan atau bukit, dan di masing-masing trek menyediakan 3 pilihan yaitu short trek, medium trek, dan long trek..
Kami memutuskan memilih jalur hutan karena kata sang ranger, kita akan lebih mudah menjumpai komodo dibandingkan dengan jalur perbukitan. Sedangkan keunggulan jalur perbukitan sendiri adalah panorama alamnya yang cantik jelita.
Sejak di area dapur dan tempat tinggal para ranger, kita udah dapat menemukan komodo, bahkan bergerombol. Namun kurang seru rasanya kalau nggak ngeliat di hutannya.
Setelah berjalan menyusuri hutan, bertemulah dengan seekor komodo jantan besar. Sang ranger mengingatkan kami untuk tidak terlalu dekat dengan komodo, jarak aman minimal sekitar 2-3 meter.
Pertemuan dengan komodo di hutan relatif lebih sedikit dibanding dengan di area dapur, tapi sensasinya lebih menegangkan, fiuuh. Kita harus selalu waspada dan memperhatikan sekeliling. Terkadang, komodo yang berdiam diri tampak seperti seonggok batang pohon yang tumbang.
Saran lain dari sang ranger, bila kita dikejar komodo, maka kita harus berlari zigzag. Komodo kesulitan berlari zigzag. Sedangkan bila berlari lurus, kemungkinan komodo dapat mengejar kita.
Selain komodo, kita bisa menjumpai hewan lainnya. Kami beruntung bisa bertemu dengan beberapa hewan liar lainnya seperti kerbau liar, gerombolan kera ekor panjang, spitting cobra, dan seekor burung unik khas daerah timur, burung gosong.
Sebetulnya bila kita memilih trek bukit, pemandangan yang disajikan lebih menarik mata, namun katanya lebih susah menemukan komodo. Padahal tujuan utama kami ke sini kan untuk melihat komodonya. Mungkin next time kalau ada kesempatan ke pulau rinca NTT lagi, jalur perbukitan yang akan saya pilih.
Setelah puas berkeliling, akhirnya kami kembali tiba di pintu area dapur. Kami berterima kasih kepada sang ranger karena telah membawa kami menjelajah tempat yang luar biasa ini, dan pulang dengan selamat. Kami meninggalkan pulau Rinca dan tujuan berikutnya adalah pulau kanawa dan pulau bidadari.
Alhamdulillah, walaupun diselingi dengan liburan, tapi pekerjaan selalu dapat kami selesaikan. Anggap aja tamasya ini sebagai sedikit refreshing biar lebih semangat dalam menyelesaikan tugas-tugas dari kantor, hehehe..
Sampai saat ini, perjalanan menuju Kepulauan Komodo ini adalah salah satu perjalanan paling mengesankan. Excited banget ketika pertama kali mau berjumpa dengan komodo dragon di habitat aslinya, yang gak akan kita temui di tempat lain di belahan dunia manapun. Bukan pulau padar atau gili laba lah tujuan utama saat saat itu (yang viewnya emang keren banget), tapi KOMODO lah tujuan utama saya.
—————————
Berkunjung 2012
-Traveler Paruh Waktu-
Mantap tuh pak kalau kerjanya boleh sambil plesir. Haha.
itu dulu, kalau ketemu hari minggu pas tugas luar kota haha..
Wah mantab nih infonya… menarik!
thanks gan..
Ajib bang bisa berfoto bareng kadal raksasa yang kini mulai langka. Ga takut dikejar bang… hehehe
ngeri awalnya,, tapi asal ngikut instruksi ranger, aman kok..