Entah berapa jam yang telah saya habiskan di jalan dalam perjalanan kali ini. Mesin yang terus menderu menghantarkan daya menuju sepasang ban depan yang terus berputar menantang jalanan Sumatera yang tak selalu ramah. Mungkin, sudah 2.000 km total perjalanan yang saya tempuh selama beberapa hari ini. Roadtrip selalu menyenangkan buat saya, banyak cerita yang terlalui. Dan kali ini, saya akan bercerita tentang sejuta cerita Roadtrip Sumatera 2.000 km Padang – Medan PP. Tentang cantiknya danau toba, lezatnya kuliner Medan, batu lobang yang tak terduga, dan cerita lainnya..
Sebuah pesan masuk di instagram dari akun GridOto.. “Selamat anda menjadi salah satu pemenang #XploreXpander untuk destinasi Medan ….”. Whoaaaa.. Mata berbinar.. Tak sering saya mengikuti lomba. Kali ini, lewat sebuah foto sederhana, saya berhasil memenangkan hadiah liburan ke Medan. Kebetulan, saya belum pernah menginjakkan kaki di tanahnya. Sebenernya dulu pernah ke Medan, tapi hanya transit 15 menit dalam penerbangan dari Jakarta ke Banda Aceh.
Saya diharuskan membawa unit Xpander oleh GridOto dan Mitsubishi.. Jarak Padang – Medan cukup jauh, sekitar 800 km. Tapi dengan pertimbangan saya belum pernah ke Medan dan saya juga ingin jelajah danau toba, akhirnya saya iyakan.. Saya berangkat sendirian untuk perjalanan berangkat roadtrip sumatera ini. Sedangkan Ayu menyusul dengan moda transportasi pesawat terbang.
Bermalam Dalam Campervan Ala-ala
Rabu malam selepas mengabdi kepada negara, perjalanan roadtrip sumatera dimulai. Saya meninggalkan Padang dan bertolak ke Bukittinggi. Malam pertama saya lalui di Bukittinggi, di dalam mobil Xpander ini. Iya, tidur di mobil.
Selain untuk menghemat pengeluaran, Xpander cukup nyaman untuk dialihfungsikan sebagai tempat tidur darurat. Kursi baris kedua dan ketiga Xpander yang bisa dilipat rata lantai menjadi keuntungan tersendiri. Dengan tambahan selembar karpet dan sepasang bantal serta guling yang saya bawa dari rumah, jadilah mobil ini seperti campervan, Xpander Campervan! :D.
Dan beruntungnya, di salah satu SPBU terdapat banyak mobil yang juga menginap malam itu.. Sekilas, jadi seperti motorhome stopover yang ada di negara-negara barat.
Saya terbangun, menggigil kedinginan. Saya lihat jam, pukul 01.30 pagi. Udara sejuk Bukittinggi di malam hari telah berganti menjadi udara yang super dingin. Jendela yang awalnya saya buka sedikit untuk pertukaran udara, akhirnya saya tutup rapat saking dinginnya, dan jaket kesayangan tak lupa saya kenakan. Saya bisa kembali melanjutkan tidur.
Pagi menyongsong seraya bunyi ketukan di kaca jendela berubah dari sayup menjadi jelas. Ternyata petugas SPBU sudah menyuruh para penghemat rupiah untuk meninggalkan SPBU karena keramaian hari akan segera menyambut. Oke, terima kasih Uda. Mari kita lanjutkan roadtrip sumatera dari Padang ke Medan ini.
Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Tanah Batak
Indikator suhu mesin telah naik, roda mulai berputar dan bersua dengan aspal jalanan. Saya tinggalkan kota Bukittinggi yang masih lengang, saya taklukan kelokan demi kelokan jalan menuju Kabupaten Pasaman. Lalu, 1,5 jam dari Lubuk Sikaping (ibukota Kabupaten Pasaman), sampailah saya di sebuah tugu kecil bertuliskan “Selamat datang di Daerah Tingkat II Kab. Tapanuli Selatan Sumatera Utara”. Ah, akhirnya saya menginjakkan kaki di tanah batak dengan cara roadtrip sumatera.
Vlog jelajah danau toba
Orang bilang, membedakan Sumatera Barat dan Sumatera Utara itu dari kondisi jalannya. Kalau jalannya mulus berarti Sumatera Barat, tapi kalau jalannya udah gak karuan berarti sudah masuk di wilayah Sumatera Utara. Hal tersebut ternyata benar adanya.
Di Sumatera Barat, kualitas jalannya antara sedikit yang Sedang, Bagus, dan Bagus Banget. Nah di Sumatera Utara, kualitasnya mulai dari Hancur, Jelek, Sedang, Bagus dan sedikit yang Bagus Banget. Para overlander pasti tahu banget hal ini haha.
2 hari sebelumnya, Om Fonda dari komunitas Xpander (X-MOC) mengabari kalau jalan ke Tarutung dari Padang Sidempuan mengalami kerusakan parah yang mengakibatkan truk terguling dan berujung kemacetan. Om Fonda memberi alternatif jalan melalui Sibolga.
Ternyata, sampai saat saya sampai di Padang Sidempuan sore hari, kemacetan masih melanda. Saya putuskan untuk melalui Sibolga dan menginap di sana sebelum melanjutkan roadtrip sumatera keesokan harinya.
Batu Lobang Yang Bikin Was-was
Sekitar pukul 6.30 pagi saya meninggalkan penginapan di Sibolga dan melanjutkan perjalanan roadtrip sumatera. Tanjakan dan kelokan langsung menyambut, tak ketinggalan juga jalan jelek. Ditambah lagi, lebar jalannya yang kadang hanya cukup untuk 1 mobil dengan tepian jurang dan tebing. Wow, mendebarkan sekali.
Di sebuah kedai dengan panorama Kota Sibolga, saya berhenti. Segelas teh tawar hangat menemani, disertai tatapan curiga dari anjing pemilik kedai. Ah, sebenernya ada beberapa destinasi wisata di Sibolga, sayang waktu yang ada hanya sedikit..
Di satu titik, saya kembali berhenti. Pemandangan air terjun tepat di sisi jalan menggoda saya untuk mengabadikannya dalam tangkapan lensa. Bunyi klakson yang tak henti-hentinya dari lawan arah membuyarkan konsentrasi berfoto. Bunyi klakson yang seperti tiada akhir itu menghentikan putaran roda truk besar dan avanza dari arah yang sama dengan saya. Tak lama, sambil tetap membunyikan klakson, sebuah mobil MPV keluar dari sela-sela tebing, diiringi melajunya truk dan avanza itu yang lantas tak henti-hentinya membunyikan klakson.
Setelah saya melewati celah tebing itu, saya baru tahu kalau ternyata itu adalah sebuah gua yang dilewati jalan. Gua ini gelap, berbelok, sempit, dan jalannya rusak parah. Saya agak panik melewatinya, berharap segera keluar dari jalan gua ini dan tak berjumpa dengan kendaraan roda 4 atau lebih lainnya.
Saya pun tahu alasan kenapa setiap kendaraan yang melewati gua kecil itu akan terus-menerus membunyikan klakson, ternyata memang jalannya hanya cukup untuk 1 mobil. Tanpa banyak babibu, saya pun tak henti menekan tombol klakson sampai akhirnya keluar dari gua itu. Ah, plong banget rasanya saat cahaya matahari kembali tampak dan saya berhasil melewati gua yang akhirnya saya ketahui dinamakan batu lobang.
Di depan ada satu gua lagi yang juga berlantaikan jalan raya, tetapi lebih pendek dan hanya lurus saja. Saya berhenti sejenak di mulut gua untuk mengabadikan momen, kemudian bergegas melanjutkan perjalanan. Medan masih jauh bung.
Hampir Sarapan Babi
Setelah 2 jam melewati jalan kecil, jelek, berliku, dan sesekali terhalang sisa-sisa longsoran (tetapi di beberapa spotnya terdapat pemandangan cantik), akhirnya sampai di Kota Tarutung. Sudah setengah 9 dan dari tadi hanya makan roti kecil. Lapar masih terasa, saya membelokkan mobil ke sebuah rumah makan.
Setelah parkir, saya perhatikan daging yang menggantung di depan warung. Setelah mata ini fokus melihat ke seonggok daging itu, terlihat ada keanehan. “Kok kupingnya begitu ya? Kok hidungnya begitu ya? Babi!! Itu daging babi!!” Segera saya putar kemudi dan mencari makanan lain. Akhirnya dapat juga sate padang yang udah pasti halalnya.
Terpesona Indahnya Danau Toba
Saya sudah sampai Balige ketika tak henti-hentinya saya merasa takjub akan cantiknya danau toba. Ditambah lagi dengan perbukitan penuh pohon pinus yang mengitarinya. Warna pohonnya ada yang hijau dan ada pula yang kemerahan. Wow!! Cantiknya juara!!
Karena diburu waktu, saya hanya bisa memandangi keindahan danau toba dari dalam mobil. Sabar,, sabar,, nanti saya akan menginap di samosir setelah dari selesai urusan di Medan.
Jam istirahat siang, saya sampai di Parapat. Di sinilah orang-orang menyeberang ke pulau samosir, di pelabuhan Ajibata. Saya melipir ke pelabuhan dan mendapati warung makan bertuliskan “warung makan muslim”. Selanjutnya saya paham, tiap rumah makan halal pasti akan tertulis “rumah makan muslim” atau tulisan arab di atas pintunya.
Sedangkan tempat makan dengan tulisan BPK pasti haramnya. Yap, Babi Panggang Karo (BPK). Istilah B1 dan B2 saya jumpai dimana-mana. B1 adalah biang (bahasa batak yang artinya anjing), dan B2 adalah babi.
Medan HORAS!!
Dari Parapat, perjalanan menuju ke Medan saya melewati Pematang Siantar dan Tebing Tinggi. Di jalur ini jalan sudah relatif bagus dan rame. Sesaat sebelum malam datang, saya pun tiba di Medan. Beberapa jam kemudian, Ayu juga sampai di Medan dan saya jemput ke bandara yang jaraknya lumayan jauh dari Kota Medan. Selama 2 hari di medan, banyak sekali tempat ikonik yang saya singgahi.
Hari pertama di Medan, kami main ke Tjong A Fie Mansion, Istana Maimun, Upside Down World Medan, dan gelaran Tons of Real Happinessnya Mitsubishi. Hari kedua, sebelum ke Berastagi, singgah di Little India Medan. Tempat-tempat itu akan menunjukkan kepada kita kalau Medan adalah kota yang multi-etnis.
Artikel tentang jelajah kota Medan klik di sini
vlog jelajah kota Medan
Jangan lupakan kulinernya. Citarasa kuliner Medan mampu diterima oleh lidah orang dari mana saja. Mungkin ini pengaruh dari kehidupan kota yang multi-etnis. Lidah saya pun cocok sama semua makanan yang sempat saya cicipi. Seafood wajir, mie aceh titi bobrok, lontong medan, dan 2 duren hits, durian ucok dan sibolang durian..
Artikel tentang kuliner Medan klik di sini
Pokoknya Medan bukan kaleng-kaleng lah..
Lake Toba and Samosir, The Best Place in Sumatera
2 hari telah dilalui di Kota Medan, sekarang saatnya kembali ke Padang. Saya mengambil rute yang berbeda dari rute saat berangkat. Kali ini perjalanan melewati Berastagi dan menuju Pulau Samosir melewati Tanjakan Tele yang terkenal bikin ciut nyali..
Perjalanan dari Medan ke Berastagi sampai ke awal tanjakan tele ngga ada hambatan berarti. Jalur ekstrim dan menantang baru menyapa dalam perjalanan dari tele menuju pulau samosir. Jalan sempit berkelok di tepian jurang sungguh memacu adrenalin. Tapi jalan mulus dan pemandangan super breathtaking adalah sebuah reward yang sayang untuk dilewatkan. Salah satu sisi terindah untuk melihat danau toba adalah dari menara pandang tele yang terletak persis di pinggir jalan..
Artikel tentang serunya menjelajah kecantikan danau toba klik di sini
Sebelumnya, panorama cantiknya danau toba dan air terjun sipiso-piso telah menyapa terlebih dahulu di desa tongging. Ini merupakan tempat favoritku memandang danau toba, sungguh cantik.
Puncak keseruan adalah saat menjelajah Pulau Samosir yang berada di tengah danau toba. Samosir memiliki banyak banget keunikan. Budaya batak masih dipertahankan secara turun temurun di sini, dengan rumah-rumah adat nan cantik dan kuburan yang tampak megah.
Keunikan lainnya adalah adanya danau di tengah pulau yang dikelilingi oleh danau ini. Yap, terkenal dengan nama danau di atas danau. Di pelosok pulau, banyak hewan ternak berkeliaran, termasuk babi-babi gemuk yang lucu, ahaha.. Dan kecantikan tersembunyi lainnya adalah ada air terjun cantik tepat di pinggir jalan serta ada pantai pasir putih di beberapa tepian danau toba. Amazing.. i love roadtrip sumatera hihi..
Samosir bukanlah tempat terakhir saya menyapa danau toba. Saya kembali melewati tele, kali ini menanjak, dari samosir menuju Sumatera. Di Dolok Sanggul, saya cicipi kuliner tak wajar di tepian danau toba, rendang daging kuda. Ya, di sini, daging kuda banyak menggantikan sapi dan kerbau sebagai sumber protein hewani.
Di daerah ini pun, saya kembali menikmati kecantikan danau toba dari sisi berbeda, tepatnya di Penatapan Bakkara. Danau toba terlihat cantik di ujung sebuah lembah berpenghuni dengan dua bukit cantik yang mengapitnya.
Artikel tentang keunikan pulau samosir yang pernah ada kanibalisme klik di sini
Setelahnya, saya meninggalkan Dolok Sanggul dan bertolak menuju Siborong-borong. Sayangnya saya tak sempat martarombo dengan Namboru Panjaitan, sehingga terlewat jugalah kesempatan main ke rumah dia. Padahal katanya tersedia hidangan daging dengan sayur kol di sana. Gagal deh menikmati makanan yang kuidam-idamkan itu. :V
Surga Tersembunyi di Tapanuli Selatan
Sampai kembali di Tarutung, kali ini saya arahkan mobil langsung menuju Padang Sidempuan, tak lagi melalui Sibolga. Saya berjudi dengan hanya berbekal sedikit informasi bahwa kemacetan udah mulai terurai di lokasi truk terguling.
Sesampainya di lokasi, tak lagi tampak aspal yang harusnya di sana. Sejauh beberapa ratus meter, hanya ada tanah coklat becek nan sempit dengan tanjakan yang bikin nyali sedikit menciut. Ditambah, tepiannya cukup dalam, dan truk yang terguling masih ada di sana. “Waduh, bisa nggak ya??”, beberapa kali ragu sampai akhirnya nyali terkumpul sempurna.
Persneling saya arahkan ke mode L, ambil ancang-ancang sebelum menanjak, mata tetap fokus mencari pijakan dengan probabilitas tinggi akan berhasil. Bruuum,,, saya memacu gas cukup dalam untuk menjaga torsi, tangan saya stabilkan untuk menjaga kemudi agar ban tidak goyang. Dan beberapa saat kemudian, sampailah saya di puncak tanjakan, dan beberapa meter di depan saya mulai terlihat aspal seperti seharusnya. Fiuuh, cukup mendebarkan, tapi bisa saya lewati.
Setelah melewati Padang Sidempuan, saya berhenti di sebuah tempat wisata yang baru saya ketahui, namanya Aek Sijornih. Itulah asiknya kalau kita traveling dengan cara roadtrip, termasuk roadtrip sumatera ini, akan banyak kejutan-kejutan indah yang menanti. Setelah sampai di area parkiran mobil, kita harus berjalan kaki sejauh beberapa ratus meter untuk sampai di air terjun berundak. Air terjunnya cantik, apalagi saat itu sepi banget dan kami pun bisa berfoto tanpa ada photo bomb di latar belakang.
————
Itulah sejuta cerita roadtrip sumatera 2.000 km Padang – Medan PP. Salah satu hal menarik yang kita bisa dapatkan saat melakukan roadtrip, adalah menemukan “surga-surga” yang sebetulnya tidak ada dalam bucket list kita. Seperti inilah gaya traveling yang saya suka, nggak melulu tentang tujuan utama, tetapi juga tentang hal-hal yang bikin surprise dalam mencapai tujuan utama itu. Dan, kendaraan pribadi (mobil atau motor) lebih saya pilih dibanding kendaraan umum (maaf ya buat kalian yang menggencarkan penggunaan kendaraan umum). Itulah juga kenapa, saya memilih menggunakan sepeda motor dalam perjalanan menjelajah Sulawesi di awal 2019 dibandingkan dengan kendaraan umum, karena saya akan bisa menjelajah setiap detil “surga” dengan efektif dan efisien..
————
Berkunjung Oktober 2018
Traveler Paruh Waktu
Wah, keren Bara… kuat banget hehehe.. aku 2000km udah tepar, lebih suka disupirin ketimbang nyetir :p 2000 kilo ini kalo dari jawa berangkat dari anyer, panarukan, balik lagi ke anyer :p
aku emang suka overland,, udah dari jaman SMA sering perjalanan jauh naik motor,
cakep banget itu aek sijornih, semacam lukisan. Banggalah orang yang berada di Medan punya banyak tempat yang bagus selain Danau Toba
iya cakep bgt,, apalagi pas datang ngga ada pengunjung lain, serasa milik pribadi
wah baru aja nulis soal keinginan jalan-jalan ke sumatera utara, pas lagi blogwalk malah ketemu blog kak barra yang roadtrip ke medan. menarik banget artikelnya kak, bikin pengen cepet-cepet beerangkat ke medan! pengen roadtrip tapi kayanya kalo dari jawa ngga kuat juga hehehe
wah kalau dari jawa mah tepar kalau sampai sumatera utara ahaha.. dari medan nyewa mobil aja, terus lanjut danau toba.. perjalanan mudah kok, bisa lewat pematang siantar trs ke parapat dan nyeberang naik feri, atau lewat berastagi terus lewat tele.. tapi lebih seru lagi kalau berangkat lewat tele, pulangnya nyeberang ke parapat trs ke medan..
Wah nge trip 2000km, kalo dirasa sih pegel, tapi pas baca kayaknya seru juga yah nginep di pom bensin, trus lewatin pemandangan bagus, plus terowongan super serem yang cuma sejalur itu hehe..
BTW aek sijornih nya cakep amat,ga rame manusia pula.. Itu mah surga
entah kenapa ya,, karena mungkin terlalu excited dan pengen fun,, jadinya kok engga pegel2 amat kok setelah dilewati..
dulu pas di bukittinggi juga disuruh untuk lanjut sekalian ke medan, namun hal itu tidak pernah terjadi karena tiket pulang jakarta yang menurutnya terlalu cepat…Mungkin lain kali bakal ke medan. aku juga suka perjalanan panjang via darat. bisa berhenti sesuka hati untuk menikmati pemandangan 😀
dari bukitinggi ke medan masih jauh banget sih itu, ahaha.. harus benar2 diniatkan .. bener, perjalanan panjang via darat itu seru..
kalo road trip aku jg lbh milih kendaraan pribadi mas ;p.. biar nyaman aja sih. bebas mau berhenti kapanpun.. jd kangen road trip lagi.. trakhir road trip aku 2013, dari jkt sampe gresik. seru sih itu… kalo sumatra palingan medan sibolga doang ;p… bener sih, jalanan sumatra utara itu jeleeek. kalah sama aceh.. aceh sejak tsunami krn ada bantuan dr NGO asing jd jalanannya halus byanget. makanya aku juga mikir2 kalo udh mau mudik ke sibolga..
di deket danau toba itu ada restoran melayu enaaak.. namanya gumarang.. aku makan di situ trakkhir ke sibolga. suka ama dendeng balado dan aneka gulainya 😀
road trip pokoknya suka banget aku. klo suatu saat bisa mencapai titik financial freedom pengen sih keliling dunia pake mobil hihi.. iya Aceh terkenal jalannya mulus2 dan lebar2 ya.. aku dulu cuma sekitaran banda aceh aja, jadi belum bisa membuktikan langsung hehe..
wah aku ga tau restoran gumarang itu mbak, kelewat dari radar kemarin wkwk
Hahahahha whew mendebarkan gitu yes nyetir kesitu situ
Air tejun nya bikin mupeng banget baaaaang, jadi pengen mandi mandi di situ huhuhu
iya pengen juga mandi2 disitu tapi waktu itu dikejar2 waktu pulang sih wkwk
bang ini yg sama kaya di vlog kmrn bukan?
samaaaa, beda media aja wkwk
Ini program khusus pengguna xpander aja berati mas?
Ngeri juga kalau enggak mbuyiin klakson pas lewat gua itu. Papasan sama kendaraan lain kan bahaya tingkat dewa. Itu misal truk atau bus ukuran besar, apakah bisa lewat situ juga mas? Apa khusus kendaraan kecil – kecil aja?
dari 5 kota, masing2 kota hadiahnya untuk 1 pengguna xpander dan 1 non pengguna..
iya, makanya sebelum masuk ke lobang itu harus terus2an bunyiin klakson. harus peka juga sih kira2 siapa yang lebih dekat ke lobang, jadi yg satu harus ngalah.. bus dan truk2 besar bisa lewat juga kok, tapi ngepas bgt kayanya..
Luar biasa bang 2000 km jauh sekali loh, di sepanjang jalan melewati spot2 keren ya,…
Ada juga batu lobang, krn sempit harus hati2 dan tekan klakson biar nggak tubrukan sama yg arah berlawanan, mmm baru tahu ada jalan nenembus batu 🙂
nggak sekali jalan juga sih,, itu totalnya 7 hari dari padang – medan – padang
Video-videonya super cool…kerennn….!!
Suka banget potongan klipnya plus background musicnya, satu potongan yang berkesan, tempat eksekusi samosir…suaranya bisa jelas gitu yaa..
hihi terimakasih.. ini masih belajar dan iseng2 aja sih bikin video wkwk..
wah sumpah keren banget dah jadi pingin niru travel kek gini
kalau ada kesempatan, cobain brooo..
batu berlubang sama aek sijornih ini pernah denger, tp di foto ini aek sijornih kece abis… dalem gak ya, atau gak bisa berenang sama sekali?
bisa buat berenang tapi ga dalem kok,, asik buat main air gitu deh..
Terimakasih Bara buat infonya, kalo ke tapanuli selatan kayaknya aku mau mampir Sijornih 😛
siaap. sama2 masbroo..
Mantul bisa inget jalan sejauh ituu wuehehe, inspirasi banget ;D
kan ada google maps, hihi..
seru banget baca road trip-nya … jalanan disana punya keunikan dan keseruan tersendiri .. mesti ngelewatin terowongan alami .. bahkan 2 x …
jadi kepengen juga jalan jalan berpetualang naik mobil seperti ini.
semoga bisa terwujud yaa, seru banget lhoo..
weww berpetualangnya totalitas,,
aku pengen nih explore sumatera,butuh waktu brp hari ya kira2..
soalnya aku belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di sumatera..
mimpi dulu deh hehee
wah kalau mau total kayanya minimal sebulan deh, kecuali mau nyicil daerah mana dulu yang dikunjungi
Sip
perjalanan panjang sebegini mah gak akan terasa kalau selalu bersama mbak ayu yang ayu itu, hahaha
wah kalau itu bener banget
Hayuk lah kapan-kapan ke sana lagi aku nebeeeengg
#TimMalesNyetir #TimPencariBoncengan #TimHobiTidurDiperjalanan
kuy,, palanta piknik..
Wahh asyik banget keknya perjalanan panjang Padang Medan mas bro.
Solo rider gitu.
iya asik bgt bro.. harus coba juga bro hehe
lumayan jauh juga ya gan perjalanan padang ke medan, tapi kalau pakai mobil sepertinya nggak terasa, kan bisa lewat jalan tol gan 🙂
jalan tol cuma beberapa puluh kilometer aja bro, sebelum medan..
air terjun nya cantik bangett, Sumatra memang menarik. Kalau misalnya pertama kali ke Sumatra 4 harian yang rekomendasi ke bagian mana ya? bngung nih hahah.. makasih ya..
kalau 4 harian,, kalau mau destinasi banyak dan beda2, sumbar cocok hihi..
Linggih dimana Padangna kang Bara? Salim kenal…
di kota Padangna, tapi sekarang teh udah pindah ke Lampung hehe. salam kenal juga kang.