Sensasi Jurassic Park di Pulau Komodo dan Mengagumkannya Pink Beach

Kami menghentikan langkah seiring dengan munculnya sesosok kadal berukuran raksasa dari balik belukar. Langkahnya sungguh meyakinkan, dengan cakar-cakar yang panjang juga lancip di keempat kaki kekarnya. Badannya terlihat kuat, dan tatapan matanya tajam seperti selayaknya predator. Lidahnya tak henti menjulur keluar masuk dari mulut besarnya yang terlihat basah oleh lendir. Yakss,, menjijikkan.. Secepat kilat, kadal tersebut kembali masuk ke dalam semak. Sungguh menegangkan petualangan kami di Pulau Komodo, seolah seperti berada di dalam Jurassic Park.

Setelahnya, kami menuju Pink Beach untuk mengendurkan syaraf-syaraf yang menegang selama perjumpaan dengan dinosaurus-dinosaurus tersebut. Pilihan yang sangat tepat. Pink beach sangat cantik, baik bibir pantainya maupun kehidupan di dalam lautnya.

Tak ada pantai yang bisa menyihir saya lebih dari pink beach sampai dengan saat tulisan ini dibuat. Betapa mengagumkannya pink beach. Tuhan memang Maha Asik..

Menuju Pulau Komodo

Terdapat 3 pulau yang didiami oleh komodo, yakni pulau komodo, pulau rinca dan pulau padar. Walaupun yang terakhir saya sebut sudah sangat jarang dijumpai komodo. Beberapa bulan sebelumnya, saya pernah menginjakkan kaki di Pulau Rinca. Namun, sensasi jurassic park lebih terasa di Pulau Komodo ini.

Menurut penuturan ranger saat saya menjelajah pulau rinca, komodo dragon (varanus komodoensis) yang hidup di pulau komodo memiliki ukuran yang lebih besar. Rasa penasaran itu terus menghantui pikiran. Saya ingin melihat kadal-kadal raksasa ini di pulau komodo. Ssampai akhirnya kesempatan emas ini datang. Saya kembali ke Labuan Bajo dan mengunjungi Pulau Komodo bulan Januari 2013.

pulau komodo loh liang
pulau komodo loh liang

Seperti sebelumnya, saya datang ke Labuan Bajo dalam rangka penugasan kantor. Tetapi karena ada waktu luang di hari Minggu, kami manfaatkan waktu ini untuk berkunjung ke pulau komodo. Kunjungan kali ini saya datang bareng rekan sekantor, Arsy dan Pak Oloan.

Seperti sebelumnya juga, saya enggak ikut open trip. Janjian sehari sebelumnya dengan pemilik kapal untuk one day trip ke pulau komodo dan pink beach. Pink beach ini pun sebenarnya berada di pulau komodo, tetapi berada di sudut pulau yang berbeda dengan dermaga pulau komodo.

Biaya yang kami keluarkan untuk menyewa 1 kapal adalah sebesar IDR 1.500K (exclude logistik). Tarifnya naik 50% dibanding kunjungan pertama hampir setahun sebelumnya, alasannya karena harga bbm yang semakin mahal. Oke, deal!!

Baca perjalanan sebelumnya ke Taman Nasional Kepulauan Komodo:

Minggu pagi, kami pun berangkat. Perlu waktu 3,5 jam perjalanan dari dermaga Labuan Bajo sampai dengan dermaga kedatangan di Pulau Komodo.

Seperti perjalanan ke Pulau Rinca, perjalanan ke Pulau Komodo pun akan disuguhi pemandangan menakjubkan yang ikonik dan mungkin tidak ditemukan di tempat lain di Indonesia. Kita juga akan melewati Pulau Rinca dan juga Pulau Padar.

Sensasi Jurassic Park di Pulau Komodo

Perkampungan suku Bajo menyambut kami sesaat sebelum kapal mendarat di dermaga Loh Liang (nama yang diberikan penduduk setempat untuk pulau komodo). Suku Bajo bukanlah penduduk asli pulau komodo.

Seperti kita tahu, suku Bajo adalah penakluk ganasnya lautan yang eksistensinya tersebar ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk salah satunya di perairan komodo ini. Selain ulung dalam mengarungi lautan, keistimewaan orang-orang gypsy (red-suku Bajo) yang mendiami pulau komodo adalah tahu bagaimana berbagi wilayah dengan hewan purba yang mematikan, komodo.

perkampungan suku bajo di pulau komodo
perkampungan suku bajo di pulau komodo

Kapal merapat dan kami menuju area tempat tinggal ranger. Sama seperti di pulau rinca, komodo akan sangat banyak dijumpai di area tempat tinggal ranger. Hal tersebut dikarenakan di area tempat tinggal ranger terdapat dapur yang aroma masakannya mengundang kedatangan komodo. Di area ini juga terdapat banyak penjual makanan dan souvenir.

Setelah selesai mengurus administrasi, kami didampingi seorang ranger menjelajah pulau. Untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung, ranger membawa sebuah tongkat dengan ujung bercabang yang bisa digunakan untuk menghalau komodo.

Seperti biasa, kami memilih jalur medium dari beberapa pilihan trekking yang ditawarkan. Awalnya saya berharap ada jalur trekking ke perbukitan seperti di Rinca, karena pas di Rinca dulu udah pilih jalur hutan. Tapi sayangnya di pulau komodo hanya ada jalur hutan. Baiklah..

Cerita perjalanan sebelumnya: Hunting Tempat Wisata di Dharmasraya: Air Terjun Timbulun dan Goa Suko

Sebelum memulai aktivitas trekking, ranger menjelaskan beberapa informasi tentang komodo, diantaranya yang saya ingat adalah sebagai berikut:

  • Komodo mempunyai penciuman yang sangat tajam. Bau darah bisa tercium dari jarak beberapa kilometer. Itulah kenapa wanita yang sedang menstruasi dilarang trekking di sini;
  • Walau terlihat lamban dan pemalas. Nyatanya komodo dapat berlari hingga 20 km/jam. Manusia biasa juga kira-kira segitu kecepatannya. Jadi, kalau seburuk-buruknya kita dikejar komodo, kita harus berlari zigzag, jangan lurus. Komodo akan kesulitan melakukan manuver;
  • Komodo memiliki bisa seperti ular, dan liur komodo mengandung banyak bakteri. Hal yang sama dijumpai pada biawak. Umumnya hewan mangsa yang digigit komodo akan mati karena infeksi dan darah yang tak membeku selama beberapa hari;
  • Bila ingin melihat anak-anak komodo, perhatikan pohon. Anak komodo secara naluri akan langsung menaiki pohon sesaat setelah menetas. Hal ini untuk menghindari komodo dewasa yang akan memangsanya. (Kanibal nih si komo);
  • Selalu jaga jarak dengan komodo. Jarak aman kira-kira sekitar 5 meter;
  • Selalu berada di belakang ranger;
  • Lihat sekeliling dengan seksama, warna komodo tersamarkan di hutan, sehingga seolah-olah seperti sebuah batang kayu yang besar.

Trekking di komodo lebih seru daripada di rinca. Beberapa kali saya melihat komodo yang berjalan di hutan, lebih banyak dari yang saya temui di rinca.

Rata-rata, komodo yang saya temui di hutan lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan komodo-komodo di sekitar dapur. Tapi sensasinya jauh lebih lebih menegangkan lho. Kalau di area dapur, komodonya terlihat jelas karena areanya juga lapang, dan kebanyakan hanya diam saja, malas. Nah kalau di hutan, kita enggak tahu di mana si komodo berada.

komodo di pulau komodo
Seekor komodo di hutan pulau komodo

Pernah pas lagi jalan, tiba-tiba ada komodo berukuran sedang keluar dari semak-semak di depan kami dengan langkah yang lumayan cepat, lalu berjalan menjauh dan masuk ke semak di seberangnya. Nahloo??? Ngeri yekaaan?

Pernah juga nemuin komodo yang diam di pinggir jalan yang kami lalui. Awalnya saya gak ngeh ada komodo. Tapi setelah lihat sekeliling dengan seksama. Ternyata ada komodo besar yang sedang diam.. Saya kira batang kayu 😀 ..

sulphurea hill pulau komodo
sulphurea hill pulau komodo

View paling mengesankan selama trekking di pulau komodo adalah di sulphurea hill. Entah ini adalah titik tertinggi pulau komodo atau bukan. Tapi dari sini, kita bisa melihat dataran yang lebih rendah di pulau komodo, perairan komodo, dan pulau-pulau yang terlihat cantik di sekitarnya.

komodo dragon sedang berjemur
komodo dragon sedang berjemur

Sepanjang perjalanan saya memperhatikan pohon, berharap bisa melihat anak komodo. Tapi sampai dengan berakhirnya petualangan, tak kunjung saya melihat komodo kecil yang biasanya tubuhnya masih bercorak.

Beberapa kali abang ranger juga menunjukkan gundukan tanah yang merupakan sarang komodo. Komodo bisa menggali tanah sampai kedalaman 3 meter untuk meletakkan telurnya.

Kami mengakhiri petualangan dan kembali ke area tempat tinggal ranger. Pemandangan pertarungan 2 ekor rusa jantan menyambut kami. Sepertinya sekarang sedang musim kawin para rusa, atau mungkin mereka hanya berlatih bertarung.

Kami makan siang dengan bekal nasi yang dibawa dari Labuan Bajo. Oya, di pulau komodo pun sebenarnya ada penjual makanan. Tapi berhubung awalnya saya enggak tahu, yaudah bawa aja dari Labuan Bajo.

rusa di pulau komodo
rusa di pulau komodo

Perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke Pink Beach. Sampai jumpa lagi biawak-biawak raksasa.

Pink Beach yang Mengagumkan

Pink beach masih berada di Pulau Komodo, tapi berada di sisi lain dari dermaga Pulau Komodo. Jadi, jangan heran kalau pas kalian ke sini, tiba-tiba ada komodo atau jejak kaki komodo, yaaa walaupun jarang. Saya sendiri enggak menjumpai komodo atau jejaknya di sini.

Kapal yang kami naiki berhenti agak jauh dari daratan. “Ya sampai di sini aja mas, kapal enggak boleh merapat ke pantai, takut merusak karang. Mas bisa berenang atau menggunakan kapal dayung nelayan untuk ke pantai”, ucap kapten kapal. “Dulu sih boleh mas sampai pantai, tapi karena merusak karang, akhirnya sekarang dilarang”, lanjut dia.

Di salah satu sudut pantai, memang terlihat ada larangan untuk kapal mendarat di pantainya. Sedangkan untuk kapal-kapal kecil yang tidak memerlukan jangkar masih diperbolehkan. Kalaupun pakai jangkar, mungkin di tempat yang dangkal yang nggak ada terumbu karangnya.

pink beach pulau komodo
Sisi lain pink beach dan bukit sabana pulau komodo

Waduh, kok kayanya agak-agak ngeri ya kalau harus berenang dari jarak sejauh ini ahaha.. Saya bisa berenang tapi saat itu masih takut kalau harus menempuh jarak lumayan jauh di laut. Tapi untung di bawah telah sigap beberapa nelayan dengan perahu dayung kecilnya, untuk mengantarkan ke pantai.

Saya dan Arsy menggunakan jasa mereka. 1 perahu hanya bisa membawa 1 orang, jadi kami menggunakan 2 perahu. Sedangkan Pak Oloan menunggu di kapal bersama kapten dan ABK.

Pasir pantai yang berwarna pink benar-benar membuat saya terkesima. Belum lagi gradasi warna laut yang membentuk 4 warna yang indah.

Pink yang menandakan pantai berwarna pinknya, putih yang menandakan pasir putihnya, hijau tosca yang menandakan air semakin dalam, dan biru gelap menandakan air lebih dalam dan dipenuhi terumbu karang. Makin sempurna saat menengok ke laut, dari atas permukaan laut pun, terumbu-terumbu karang berwarna-warni terlihat sangat cantik.. Sedangkan di belakangnya dihiasi bukit tandus dengan permadani rumput coklat khas pulau-pulau di perairan komodo.

pink beach pulau komodo
pink beach yang menawan

INI PANTAI TERBAIK YANG PERNAH GUE DATANGI!!!

Saya takjub akan keunikan pantai ini..

Perahu sampai di daratan. Di pantai, hanya ada 3 orang bule yang sedang berjemur. Uh, sepi sekali pink beach waktu itu. Benar-benar surga duniaaa…

Saya dan Arsy bermain pasir layaknya anak kecil. Kapan lagi saya bisa mainan pasir dengan warna cantik begini coba.. Bila diperhatikan lebih jelas, pasir pink beach nggak seluruhnya berwarna pink. Terdapat warna putih sepeti pasir putih pada umumnya, yang tercampur dengan partikel berwarna merah muda.

Kenapa pasir di pink beach berwarna merah muda???

Sejak sebelum menuju pantai ini saya udah bertanya-tanya,, kok bisa ya??? Kalau dari literatur internet, setidaknya ada 2 hipotesa akan warnanya. Yang pertama, memang partikel pasirnya memiliki warna pink. Yang kedua, warna pink berasal dari partikel-partikel karang berwarna pink yang telah mati dan terbawa ke daratan.

Puas bermain, saya dan Arsy segera mengenakan snorkel gear, lalu nyebur ke laut dan menerawang apa yang ada di dalam laut..

pink beach pulau komodo
mengagumkannya pink beach

AMAZING!!

Cantik banget pemandangan yang saya lihat di dalam laut.. Berbagai jenis karang berwarna-warni terlihat memenuhi dasar laut di sekitar pantai.. Berbagai jenis ikan warna-warni pun sibuk berenang kesana kemari menghindari kami. Ukurannya ada yang kecil dan ada yang lumayan besar. Ikan kerapu pun mudah dilihat di sini. Duh jadi lapar…

Saya udah pernah snorkeling di beberapa spot lainnya. Pulau Kepa Alor, Pelabuhan Bolok Kupang, Pulau Pari Kepulauan Seribu, Pulau Pamutusan Padang, Pulau Pahawang Lampung, Pulau Kanawa Komodo, dan Pulau Bidadari Komodo. Menurut saya, spot snorkeling tercantik ada di Pink Beach ini.

Akibat Melalaikan Nasehat Kapten Kapal

Sebelum kami turun dari kapal, sang kapten mengingatkan agar jam 3 sudah kembali ke kapal. “Sekarang ini sedang musim angin mas, kalau lewat jam 3 biasanya ada badai”, ucapnya.

Keasikan snorkeling, tanpa sadar jam telah menunjukkan pukul 3 sore.

Kapten kapal berteriak agar kami segera kembali ke kapal untuk pulang ke Labuan Bajo. Tetapi keindahan pink beach menyihir kami untuk menghabiskan waktu sedikit lebih lama di sini. Ah, rasanya malas banget harus cepat-cepat pulang. Belum puaaaas..

Akhirnya jam 3.30an kami baru kembali ke kapal. Saya kembali ke kapal menggunakan perahu kecil nelayan. Hampir tercebur ke laut karena badan bergerak. Jadi harusnya badan tetap diam, maklum, perahu kecilnya tanpa tangan.

Selain menawarkan jasa perahu, si bapak nelayan ini juga menjual kalung mutiara, saya pun membelinya.
Sampai kapal, si kapten kapal tampak kesal karena kami mengingkari perjanjian.

Hal buruk pun terjadi, kapal kami dihantam badai. Saya, Arsy dan Pak Oloan TERDIAM selama 3,5 jam perjalanan melawan badai. Kalau bukan karena kepiawaian kapten kapal menaklukan badai, saya mungkin sudah berada di alam lain. Terbukti! Ketangguhan suku bajo dalam menaklukan lautan.

Dari sini saya petik pelajaran. Jangan sesekali meremehkan nasehat orang-orang lokal saat kita traveling. Mereka lebih tahu tentang daerahnya daripada kita.. Duh, maafkan saya ya pak kapten.

pulau komodo
indahnya kepulauan komodo

*all photos taken by Arsy

—–

Berkunjung 2013

Traveler Paruh Waktu

Travel Blogger Indonesia. Traveler Paruh Waktu. 100% sundanese. ASN pengagum Ibu Pertiwi, terutama akan keindahan alamnya. Suka bertualang, suka bercerita, suka membuat video.

Related Posts

28 Responses
  1. waah sdh pernah ke pantai pink ternyata.. itu pantai lg hits bgt,, belum pernah kesana pdhal dekat sm bima, hihi..
    yg di lombok jg blm pernah,
    limit waktu buat jalan,hiks

  2. Gus Bolang

    Aku dari dulu penasaran sama pantai pinknya ….sampek punyw anak ini eh malah gak sempat yg mau jalan jalan ngenes cak

  3. sumpah mas bara, keren banget. aku langsung jatuh cinta saat liat fotonya yang diambil di laut lalu liat perkampungannya itu. indah banget. dan luas banget.

  4. Kemarin aku k epulau komodo cuma sebentar doang,
    30 menit silaturahmi sama komodo terus pulang dah.
    aku lebih banyak main di Pink beach, emang bagus banget disana walaupun udah g aterlalu keliatan warna pink sih heuhue

  5. Dandy Siswandy

    Ngeri juga mas kena badai sampe 3 jaman gitu.

    mau ke pulau komodo tahun ini harus kepending lagi. Mudah mudahan bisa teralisasikan tahun depan. Amin

  6. Tahun lalu ke Pulau Komodo tapi nyampenya sore hari, jadi belum bisa explore lebih jauh di pulau ini.
    Kalo pink beach menurut saya juga semakin lama jadi semakin kurang pink. But overall trip Flores selalu mengagumkan dari sisi wisatawan. 😀

    1. sebenernya sih ada terus,,, cuma harus diperhatiin jam2nya main ke pantai,, ya tau sendiri kalau dari siang ke sore, kadang warna pantai dan laut gak terlalu keluar pas matahari lagi panas2nya,,, aku aja kesana udah sore gak terlalu keluar itu pinknya..

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.